Belajar Tanggung Jawab Ala Wilian Lewat Sapi Kurban

Belajar Tanggung Jawab Ala Wilian Lewat Sapi Kurban

Devteo Mahardika - detikJabar
Kamis, 13 Jun 2024 15:30 WIB
Aktivitas Wilian saat mengurus sapi di KTTS Padusan Cirebon
Aktivitas Wilian saat mengurus sapi di KTTS Padusan Cirebon. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Langkah demi langkah disusuri seorang pemuda berusia 19 tahun di kandang sapi milik Kelompok Tani Ternak Sapi (KTTS) Padusan, Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Secara telaten, tangan dan langkah kaki Wilian berpindah dari satu kandang ke kandang yang lain di saat matahari terbit pada Rabu (12/6/2024). Saat bertemu detikJabar, Wilian terlihat sangat cekatan mengurus sejumlah sapi di kandang milik KTTS Padusan.

Dengan baju sederhana tanpa alas kaki, anak ketiga dari empat bersaudara ini sangat cekatan mengurus sapi-sapi yang ada di kandang. "Kalau pagi mulai dari bersihin kandang, terus mandiin sapi dilanjut kasih makan sapi," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku, sedari kecil sapi bukan merupakan hewan yang asing baginya. Pasalnya ayahnya memang sudah lama memelihara sapi sebagai tumpuan hidup bagi keluarganya. Sehingga sejak kecil sudah terbiasa hidup bersama sapi-sapi peliharaan milik ayahnya.

"Dari kecil udah biasa sapi juga sih, soalnya bapak saya udah lama punya sama ngurus sapi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Terlebih lagi, pria lulusan SMK ini memilih mengurus sapi karena menjadi pekerjaan utama setelah lulus setahun yang lalu.

Ia juga tidak merasa kecil hati, meskipun kini usianya belum menginjak genap 20 tahun. Wilian percaya diri dan selalu siap berjibaku dengan pekerjaan yang saat ini bukan menjadi pilihan utama bagi generasi Z. "Ngapain juga malu, ini kan halal itung-itung belajar tanggung jawab," ucapnya.

Setiap harinya, selain mengurus sejumlah sapi di kandang. Ia juga harus menempuh jarak hingga belasan kilometer setiap harinya untuk mencari rumput. "Bukan cuma ngurus sapi di kandang aja sih, saya juga harus cari rumput buat makan sapi-sapi ini juga," ujarnya.

Setiap harinya pagi dan sore menjadi rutinitas yang padat baginya selama beraktivitas menjadi mengurus sapi di kandang milik KTTS Padusan.

"Kalau jadwal kasih makan, mandiin sama bersihin kandang pagi sama sore aja sih," katanya.

Ia juga mengaku saat ini diberikan tanggung jawab mengurus 20 ekor sapi oleh pengurus KTTS Padusan.

"Kebetulan sekarang saya dikasih tanggung jawab ngurus 20 sapi, alhamdulillah keurus semua sih," ujarnya.

Salah satu anggota KTTS Padusan lainnya, Yuwenda mengatakan, saat ini sapi yang belum terjual masih tersisa 10 ekor lagi dari total 200 sapi yang ada jelang Idul Adha.

"Sekarang tinggal 10 sapi yang belum terjual," ujarnya.

Dari ratusan sapi yang sudah terjual memiliki harga bervariasi. Ia menjelaskan harga terendah mulai dari Rp 25 juta sampai harga tertinggi Rp 83 juta. Saat ini, harga sapi tertinggi yang masih belum terjual adalah Rp 60 juta.

Ia mengatakan, para pembeli sapi di kelompoknya rerata sudah memesannya sejak jauh-jauh hari. Bahkan, ada beberapa pembeli yang sudah memesan sejak hari raya Idul Fitri yang lalu. Namun, mayoritas pembeli sudah memesannya pada satu bulan sebelum Iduladha atau pada bulan Mei kemarin.

"Kalau yang mesan sih udah dari lama, jadi mayoritas sapi-sapi disini udah dipesan sebelumnya. Tapi ramainya sih bulan kemarin," katanya.

Meskipun demikian, ia membandingkan dengan tahun kemarin, sapi yang terjual pada Idul Adha tahun ini jumlahnya masih jauh lebih rendah. Dalam catatan yang dimilikinya, pada Iduladha sebelumnya, sebanyak 300 ekor sapi ludes terjual di waktu yang nyaris sama.

(sud/sud)


Hide Ads