Sekolah negeri masih menjadi tempat favorit bagi sebagian masyarakat untuk menempuh pendidikan. Tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah berstatus negeri pada setiap Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB.
Kondisi ini pun terlihat jauh berbeda dengan sekolah-sekolah swasta. Setiap pelaksanaan PPDB, sekolah-sekolah swasta selalu dibayang-bayangi sepi peminat dan hanya menunggu 'limpahan' calon siswa yang tidak diterima di sekolah negeri.
Hal ini bahkan turut dialami oleh salah satu sekolah bersejarah di Kota Cirebon, yaitu SMK Tamansiswa. Lembaga pendidikan tersebut sudah berdiri sejak tahun 1923.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kembang Gula Ebo yang Tawarkan Nostalgia |
Pantauan detikJabar, Rabu (5/6/2024) atau pada hari ketiga PPDB tahap satu tingkat SMA sederajat, situasi di SMK Tamansiswa Cirebon terlihat tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang tua siswa yang terlihat mendatangi meja operator untuk melakukan proses pendaftaran.
Sekadar informasi, pada pelaksanaan PPDB yang dilakukan secara online, SMK Tamansiswa Cirebon turut menyediakan layanan untuk pendaftaran. Layanan ini disediakan untuk membantu para orang tua siswa dalam melakukan proses pendaftaran.
Menurut pihak sekolah, pada hari ketiga PPDB tahap satu, sudah ada belasan orang yang telah mendaftar ke SMK Tamansiswa Cirebon.
Kepala SMK Tamansiswa Cirebon, Muhammad Supardan mengakui jika sekolah negeri memang masih menjadi favorit bagi sebagian besar masyarakat. Lain halnya dengan sekolah swasta, seperti SMK Tamansiswa Cirebon.
Setiap pelaksanaan PPDB, kata Supardan, sekolahnya selalu kalah bersaing dengan sekolah-sekolah yang berstatus negeri. Kondisi telah berlangsung selama beberapa kali pelaksanaan PPDB.
"Pada umumnya masyarakat memang lebih memilih negeri dulu. Rata-rata ke sana (sekolah negeri) dulu. Kalau swasta rata-rata paling menunggu limpahan (calon siswa) dari sekolah negeri," kata Supardan.
Meski selalu kalah bersaing dengan sekolah negeri dalam pelaksanaan PPDB, SMK Tamansiswa Cirebon mengaku tidak berkecil hati. Hanya saja, kata Supardan, pihaknya berharap agar panitia PPDB di sekolah-sekolah negeri dapat melaksanakan proses pendaftaran sesuai dengan aturan.
"Kami berharap panitia penerimaan di sekolah-sekolah negeri bisa melaksanakan (PPDB) sesuai dengan aturan," kata Supardan.
Sementara itu, Wakil Kepala SMK Tamansiswa Cirebon, Lilis Rosita mengatakan, pada hari ketiga PPDB tahap satu, sudah ada sekitar 12 orang yang mendaftar ke sekolah tersebut.
"Biasanya kalau kami swasta menunggu limpahan dari sekolah negeri dulu. Tapi di hari ketiga ini Alhamdulillah sudah ada 12 yang masuk," kata Lilis.
"Setiap PPDB (siswa yang masuk) di kami memang tidak terlalu banyak. Di kami kan ada tiga jurusan. Ada jurusan otomotif, listrik dan pemesinan. Kami berharap sih per jurusan 25 siswa. Berarti 75 siswa. Setiap angkatan kurang lebih sama, segitu," kata Lilis menambahkan.
Lilis mengatakan, sekolah Tamansiswa sendiri merupakan salah satu lembaga pendidikan bersejarah yang ada di Kota Cirebon. Sekolah tersebut mulai didirikan pada tahun 1923 atau sebelum masa kemerdekaan.
Pada masa kejayaannya, kata Lilis, sekolah tersebut memiliki siswa dengan jumlah yang cukup banyak. Namun saat ini kondisinya berbeda. Sekolah tersebut kalah bersaing dengan sekolah-sekolah negeri dalam penerimaan jumlah siswa.
Lilis sendiri mengaku tidak berkecil hati dengan kondisi tersebut. Lilis mengaku bersyukur sekolah Tamansiswa Cirebon masih tetap eksis di usianya yang telah memasuki satu abad.
"Tamansiswa sekarang sama dulu itu jauh berbeda. Kalau dulu itu sampai ribuan siswanya. Tapi itu dulu. Karena kan Tamansiswa sudah satu abad. Tapi alhamdulillah sampai sekarang Tamansiswa masih eksis," kata Lilis.