Ada-ada saja aksi mesum oknum kepala desa (kades) di Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini. Ia ramai diperbincangkan di media sosial setelah diduga melecehkan warganya sendiri.
Akun yang mengunggah terkait adanya kejadian tersebut yaitu @bandungterkini, akun tersebut menampilkan postingan story Instagram milik anak dari korban dalam kasus dugaan pelecehan seksual itu.
Kabar itu dibenarkan Kapolsek Beber Resor Kota Cirebon, AKP Eddie. Menurutnya, aksi tak terpuji yang dilakukan oleh kades itu terjadi pada Senin (20/5) kemarin sekitar pukul 13.00 WIB siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya (dugaan pelecehan seksual) itu kemarin siang. Jam 13.24 WIB," kata Eddie kepada detikJabar, Selasa (21/5/2024).
Adapun pelaku yang diduga melakukan aksi pelecehan seksual terhadap warga itu merupakan seorang kades berinisial SRT. Ia merupakan seorang kades dari salah satu desa yang ada di Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon.
"Untuk korbannya merupakan ibu-ibu umur 60 tahun," kata Eddie.
Menurut Eddie, dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh kades terhadap warga itu itu belum dilakukan proses hukum. Sebab, pihak korban belum membuat laporan polisi.
"Dari pihak korban untuk sementara ini belum membuat laporan polisi. Tapi kita belum tahu apakah nanti ada perubahan atau tidak," ucap Eddie.
Sejauh ini, kata Eddie, pihak korban hanya meminta agar kades yang diduga melakukan pelecehan seksual itu untuk membuat pernyataan dan mengakui perbuatannya. Pengakuan itu harus dilakukan oleh terduga pelaku di depan umum.
"Korban ini meminta agar kepala desa mengakui secara terbuka di depan masyarakat. Ini untuk memperbaiki nama baik korban," kata Eddie.
"Tadi sudah dilakukan di balai desa tadi sekitar jam 09.00 WIB. Dan kepala desanya juga mengakui. Dia mengakui atas perbuatannya dan memohon maaf," ucap Eddie menambahkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon, Nanan Abdul Manan membenarkan kejadian tersebut setelah pihaknya mendapatkan laporan pada Selasa (21/5/2024).
"Benar itu ada dan kami sudah mendapat info dari pihak kecamatan, dan sudah difasilitasi oleh kecamatan," kata dia kepada detikJabar.
Ia menerangkan, dalam upaya menyelesaikan persoalan ini. Pihak Kecamatan Beber sudah berupaya memfasilitasi mediasi antara Kades, keluarga korban dan warga.
"Informasi yang diterima, tadi pagi sudah dilakukan mediasi yang difasilitasi pihak kecamatan antara kepala desa, warga dan pihak korban," ucapnya.
Dari hasil mediasi tersebut, Kades berinisial SRT ini sudah membuat pernyataan dan mengaku bila benar sudah melakukan tindak pelecehan terhadap korban. Meskipun demikian, warga yang geram melihat perbuatan Kades meminta agar Kades tersebut mundur dari jabatannya.
"Dari hasil mediasi itu kepala desa sudah membuat surat pernyataan, namun memang warga masih ingin kepala desa mengundurkan diri," ujarnya.
Sampai dengan saat ini, pihaknya masih menunggu laporan dari hasil mediasi agar dapat mengambil langkah-langkah sesuai aturan yang berlaku.
"Maka untuk lebih lanjut, kami (DPMD) akan melakukan upaya koordinasi dengan Bagian Hukum Setda dan Inspektorat dalam rangka menempatkan kasus seperti apa. Kiranya nanti secara jelas terkait kronologis dari surat tertulis yang disampaikan ke kami secara berjenjang mulai dari BPD dan Kecamatan," paparnya.
Bilamana nanti terbukti benar, maka sanksinya berupa sanksi administratif dalam bentuk surat teguran tertulis dari Bupati Cirebon.
"Kalau terbukti benar dan bersalah, tentunya ada sanksi yang bisa dikenakan terhadap yang bersangkutan. Sanksi itu berupa sanksi administratif dalam bentuk surat teguran tertulis dari Bupati langsung," terangnya.
Dalam unggahan yang viral diketahui anak korban menjelaskan kronologi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang kades terhadap ibunya. Dilihat dari postingan itu, kejadian bermula saat kades itu datang ke rumah korban.
Saat itu, kades tersebut bertemu dengan korban. Mereka kemudian berbincang-bincang. Dalam perbincangan itu, kades itu disebut mengeluarkan candaan yang dinilai kurang sopan. Namun, korban tidak terlalu menghiraukan.
Singkat cerita, kades tersebut kemudian meminta untuk dibuatkan kopi kepada korban. Setelah dibuatkan kopi, obrolan yang dikeluarkan oleh kades itu disebut semakin mengarah ke pembahasan yang semakin tidak sopan. Adapun kopi yang diminta dibuatkan merupakan kopi penambah stamina.
Kades itu disebut meminta atau mengajak korban untuk berhubungan badan. Bahkan, kades itu juga disebut berusaha menyentuh bagian sensitif dari tubuh korban. Di tengah situasi itu, korban tidak tinggal diam. Korban berusaha melawan dan langsung menghubungi anaknya.
(sya/dir)