Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengganas. Angka kasus meningkat hingga 600 persen yang didominasi menimpa anak-anak dan balita.
Dari data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Indramayu menunjukkan kasus DBD dari Januari hingga Mei 2024 dari jumlah pasien cukup tinggi. Dalam sistem informasi RSUD Indramayu tercatat sekitar 64 kasus yang ditangani. Satu penyintas di antaranya meninggal dunia.
"Di tahun 2024 kasus DBD yang tercatat di sistem informasi Rumah Sakit (SIM RS) dari Januari sampai Mei sejumlah 64 kasus dan satu meninggal," kata Humas RSUD Indramayu, Tarmudi, Jumat (17/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka tersebut lanjut Tarmudi, lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana, pada tahun 2023 di periode yang sama penanganan pasien DBD hanya mencapai 11 kasus.
"Dibanding tahun 2023, selama satu tahun ini jumlahnya 134, tetapi di 2023 pada periode yang sama (Januari-Mei) jumlahnya 11 kasus, jadi dibandingkan 2024 ada kenaikan sekitar 600 persen," jelasnya.
Secara klasifikasi usia, penyintas DBD yang menjalani perawatan di RSUD Indramayu 95 persen didominasi pasien anak-anak dan balita.
"Hampir 95 persen pasien ini anak-anak, mungkin yang lebih banyaknya balita, ada juga yang dewasa tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," ujarnya.
Masalah kebersihan lingkungan jadi salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya kasus DBD di Indramayu. Terutama maraknya genangan air saat musim hujan yang kemudian menjadi sarang perkembangan biakan nyamuk.
"Peningkatan DBD ini diakibatkan pada masa penghujan, banyak air yang tergenang di lingkungan rumah, yang mengakibatkan air yang tertampung itu jadi sarang nyamuk," ucapnya.
"Diharapkan sih tidak ada peningkatan lagi kasus DBD ini, jadi stop di bulan Mei saja, tapi pihak Rumah Sakit telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk menangani kasus DBD," kata dia menambahkan.
(dir/dir)