Lewat Jaran Cecek hingga Berokan, Wa Aong Hibur Pemudik di Pantura

Kabupaten Indramayu

Lewat Jaran Cecek hingga Berokan, Wa Aong Hibur Pemudik di Pantura

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Senin, 08 Apr 2024 15:45 WIB
Pertunjukan seni jaran cecek hingga berokan di rest area UPPKB Losarang
Pertunjukan seni jaran cecek hingga berokan di rest area UPPKB Losarang. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar
Indramayu -

Sore itu, suara musik di tengah riuhnya deru mesin di jalan pantura Indramayu berhasil menyita perhatian pemudik. Nyaris semua mata pemudik yang berkunjung di rest area UPPKB Losarang Indramayu, tertuju melihat panggung pertunjukan kesenian saat hendak beristirahat.

Musik tradisional yang khas itu ternyata dimainkan oleh Wa Aong (37) dan teman-temannya saat mengiringi tarian topeng, berokan hingga jaran cecek (kuda lumping). Sesekali, pemain berokan terlihat mencoba interaksi dengan pemudik yang singgah.

Kepada detikJabar, Warna yang akrab disapa Wa Aong mengaku sengaja hadir di panggung kesenian yang disediakan di rest area UPPKB Losarang untuk menghibur para pemudik. Pertunjukan seni bersama belasan teman lainnya dilakukan secara sukarela.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tampil tadi dua jam. Ini mah silaturahmi aja menghibur para pemudik. Kalau dikasih upah ya diterima," kata Warna kepada detikJabar, Senin (8/4/2024).

Sanggar Seni Wa Aong Grup asal Desa Karangasem, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu lanjut Warna, sudah ada sejak puluhan tahun silam. Sebagai cicit, ia sengaja mengembangkan kesenian khas Indramayu agar tetap lestari.

ADVERTISEMENT

"Warisan turun temurun, saya turunan ke empat atau cicit ya kalau nggak salah," kata Warna.

Saat tampil, tarian topeng, berokan hingga jaran cecek terpadu dengan iringan musik tradisional yang dimainkan oleh rekan-rekannya. Musiknya pun cukup unik dengan alat yang masih sangat tradisional. Musiknya tengdung klasik Indramayu.

"Nama musiknya tengdung, alatnya itu ada gong, tutukan, kecrek, kendang, suling, gitar," ujarnya.

Menurutnya, kesenian tradisional sanggar Wa Aong masih cukup eksis. Bahkan, selain tampil sukarela seperti saat ini, mereka juga sering disewa tampil di berbagai event. Mulai dari hajatan, acara adat dan lainnya.

Warna juga mengaku bersyukur karena, selain pemain kesenian yang sudah berumur. Kesenian tradisional nya itu masih banyak diminati anak-anak untuk ikut latihan bersama.

"Tapi kalau di tanggap biasanya di angka Rp5 juta untuk hajatan, dulu waktu 2023," ucapnya.

"Alhamdulillah masih banyak yang minat. Anak-anak juga masih suka latihan," imbuhnya.

Sementara, panggung hiburan yang tersedia di rest area UPPKB Losarang ini disiapkan oleh pemerintah Kabupaten Indramayu. Sedikitnya, ada 5 sampai 10 kesenian tradisional khas Indramayu.

"Alhamdulillah dari program Ibu Bupati dalam mendukung seni budaya Indramayu, khususnya di posko mudik Losarang ini kami menampilkan ada 5 sanggar dari wilayah Kabupaten Indramayu," kata Kabid Kebudayaan Disdikbud Indramayu Uum Umiyati.

Pertunjukkan kesenian dimulai sejak Jumat (5/4) lalu. Di antaranya penampilan tari nyenyepan, randu kentir, tari topeng dari sanggar Asem Gede. Dilanjut kesenian Sanggar Kembar, hingga Wa Aong Berokan. Bahkan ada beberapa kesenian lain seperti angklung sampai musik dangdut.

Dengan pertunjukan itu kata Uum, selain untuk menghibur para pemudik, penampilan itu dilakukan untuk melestarikan kesenian Indramayu sehingga banyak dikenal oleh masyarakat luar Indramayu.

"Sementara dilakukan saat arus mudik aja. Itu Alhamdulillah kesempatan untuk kesenian tradisional Indramayu untuk dipromosikan, dikenalkan ke para pemudik sehingga bisa mengetahui lebih dekat," ungkapnya.

(sud/sud)


Hide Ads