Kokohnya Bale Mande Jajar, Hadiah Prabu Siliwangi ke Pangeran Cakrabuana

Kokohnya Bale Mande Jajar, Hadiah Prabu Siliwangi ke Pangeran Cakrabuana

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 17 Mar 2024 04:00 WIB
Bale Mande Jajar di Cirebon
Bale Mande Jajar di Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Bale Mande Jajar yang berada di komplek makam Sunan Gunung Jati Cirebon ternyata menyimpan sejarah tersendiri. Bale Mande Jajar yang usianya sudah 650 tahun tersebut merupakan hadiah dari Prabu Siliwangi.

Letak Bale Mande Jajar berada di sebelah kanan sebelum pintu masuk komplek malam Sunan Gunung Jati yang terletak di Astana Gunung Sembung di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Bentuknya mirip seperti balai pada umumnya, yang terbuat dari kayu dengan ukiran khas Sunda. Meski berusia ratusan tahun, nampak Mande Jajar masih berdiri. Di bagian tengah terdapat benda seperti meja berbentuk persegi empat. Konon, tempat tersebut digunakan sebagai tempat penobatan raja. Diperkirakan dibuat pada tahun 1479.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mande Jajar dikelilingi oleh kaca dan tembok bangunan berwarna putih dengan ornamen keramik Tiongkok. Terdapat pula kayu sebagai penyangga bangunan. Diperkirakan Mande Jajar memiliki tinggi lebih dari 6 meter dengan tiang yang berjumlah 8 buah. Meski berada di dataran tinggi, pasir yang ada di Mande Jajar merupakan pasir laut.

Bale Mande Jajar di CirebonBale Mande Jajar di Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Menurut pegiat sejarah dan naskah kuno Farihin, Mande Jajar merupakan hadiah Prabu Siliwangi dari Pajajaran kepada anaknya Pangeran Cakrabuana.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada dua balai, Mande Jajar sama balai Mande Tepasan yang dari kerajaan Majapahit," tutur Farihin belum lama ini.
Namun, menurut Farihin, ada versi lain dari cerita orang Balerante, yang menyebutkan Mande Jajar tidak langsung ada di Gunung Sembung tapi singgah terlebih dahulu di Balerante. Dari Balerante, Mande Jajar dipindahkan oleh Ki Patih Jagabayan menuju Gunung Sembung.

"Jadi sebelum ada di Astana Gunung Sembung ada di daerah Balerante terlebih dahulu. Dibawa oleh Patih Jagabayan yang punya Masjid Jagabayan di Winaon," tutur Farihin.

Menurut pegiat budaya Cirebon, M Ifull Azka Zulkifli, kedatangan balai Mande Jajar dari kerajaan Pajajaran, tidak hanya sebagai hadiah, tapi juga sebagai tanda bahwa penerus kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Cirebon.

"Kalau memang penanda yang melanjutkan tahta adalah putra mahkota. Itu bukan mahkotanya, melainkan dia duduk di kursi, yakni Mande Jajar dan kursi Gading Gilang Kencana. Ini membuktikan yang melanjutkan kerajaan Pajajaran jelas kerajaan baru yang bernama kerajaan Cirebon, "tutur Ifull.

Bale Mande Jajar di CirebonBale Mande Jajar di Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Sebagai informasi, kursi Gading Gilang Kencana merupakan kursi yang terbuat dari gading gajah yang digunakan sebagai singgasana dari kerajaan Pajajaran. Sudah tidak digunakan sejak Sultan Kanoman ke IX. Sekarang kursi Gading Gilang Kencana masih tersimpan di keraton Kanoman.




(dir/dir)


Hide Ads