Kabupaten Indramayu selain dikenal sebagai lumbung padi, juga disebut sebagai daerah lumbung pekerja migran Indonesia (PMI). Selama tahun 2023 lalu, sebanyak 17 ribu lebih warga Indramayu berangkat ke luar negeri.
Pendaftaran pekerja migran di Disnaker Kabupaten Indramayu terpantau masih berlangsung. Tercatat pendaftar PMI di tahun 2023 lalu mencapai hingga 9.292 orang. Meski demikian, angka tersebut dianggap lebih menurun jika dibandingkan jumlah pendaftar di tahun 2022 lalu.
"Untuk pendaftaran justru ada penurunan," kata Kepala Bidang Penempatan Kerja Disnaker Kabupaten Indramayu, Asep Kurniawan, Senin (29/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, untuk angka penempatan kerja di tahun 2023 lebih meningkat. Yaitu berada di angka 17.917 pekerja migran. Sementara di tahun 2022 lalu, jumlah pekerja yang berangkat ke luar negeri berada di angka 12.794 orang.
"Untuk dominan tujuan di tahun 2023 itu ke negara Taiwan," kata Asep.
Mayoritas, calon pekerja migran dari Indramayu memakai jalur skema pendaftaran beragam. Mulai dari jalur mandiri, program kerjasama antar pemerintah (Government to Government), dan perusahaan atau penempatan oleh perusahaan (P to P).
Selain menjadi asisten rumah tangga, para pekerja migran asal Indramayu juga banyak bekerja di sektor industri, perkebunan hingga nelayan.
"Yang mandiri bekerja di sektor formal sebagai welder, operator, perawat, agrikultur atau perkebunan, nelayan, restauran," ungkapnya. Sejauh ini, tingginya minat kerja ke luar negeri karena faktor ekonomi.
(yum/yum)