Alat Debus Banten di Kasepuhan Cirebon, Si Penguji Kekebalan Prajurit

Alat Debus Banten di Kasepuhan Cirebon, Si Penguji Kekebalan Prajurit

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Sabtu, 25 Nov 2023 12:00 WIB
Alat debus asal Banten di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.
Alat debus Banten di Keraton Kasepuhan Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Sebagai sebuah kota bersejarah, Cirebon memiliki sejarah yang panjang. Itu dibuktikan dengan adanya tiga keraton yang masih berdiri tegak hingga hari ini, keraton-keraton di Cirebon memiliki sejarah dan keunikannya masing-masing.

Salah satu keraton yang memiliki cukup banyak benda-benda bersejarah adalah Keraton Kasepuhan yang terletak di jalan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Di sana terdapat sebuah museum yang menyimpan benda-benda bersejarah. Benda-benda itu memiliki cerita dan fungsinya pada masa lalu.

Salah satu benda bersejarah yang ada di Keraton Kasepuhan adalah seperangkat alat debus dari Banten. Bentuknya seperti sebuah gendang dengan rantai disekelilingnya, serta di bagian bawahnya terdapat besi dengan ujung yang lancip dan tajam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekadar diketahui, debus sendiri merupakan sebuah kesenian yang berasal dari Banten. Biasanya kesenian debus menampilkan kemampuan manusia yang kebal dari senjata tajam seperti golok, pisau, pedang, jarum dan masih banyak lagi.

Kesenian Debus sendiri dikenal sejak abad ke 16 oleh Sultan Hasanudin dari Banten. Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten debus digunakan untuk memompa semangat rakyat dalam melawan penjajah.

ADVERTISEMENT

Menurut Raden Nanung Suradi Wakil Kepala Pemandu dan Promosi Wisata Keraton Kasepuhan menjelaskan tentang asal-usul alat debus yang kini disimpan di museum.

"Banten pada masa itu merupakan daerah kekuasaan dari Sunan Gunung Jati, dan Cirebon mengadopsi debus Banten sebagai salah satu media dakwah untuk menyebarkan agama Islam," tutur Nanung, Jumat (24/11/2023).

Sebagai sarana dakwah alat debus Banten sering ditampilkan di masyarakat. Tujuannya untuk menarik masyarakat yang ingin belajar agama Islam.

"Jadi selain untuk tontonan kesenian debus juga sebagai sarana dakwah untuk menuntun masyarakat masuk agama islam," tutur Nanung.

Menurut Nanung alasan kenapa debus digunakan untuk media dakwah adalah karena pada masyarakat Jawa pada masa itu sangat menyukai atraksi, atau penampilan yang memiliki unsur magis. Dan, debus adalah salah satu tradisi yang menggunakan unsur magis di dalamnya.

Nanung juga menambahkan selain sebagai sarana dakwah kesenian debus juga digunakan untuk menguji tingkat kekebalan tubuh dari para prajurit Keraton Cirebon.

"Di lingkungan Keraton kesenian debus digunakan sebagai upaya untuk menguji kekebalan tubuh para prajurit keraton" pungkas Nanung.

Bagi kalian yang tertarik untuk melihat dan mengetahui lebih lanjut tentang alat debus Banten dapat mendatangi langsung Museum Keraton Kasepuhan dengan membayar harga tiket sebesar Rp 25.000.

(sud/sud)


Hide Ads