Ungkapan Rasa Syukur Warga Bunter Ciamis Lewat Tradisi Mupunjung

Ungkapan Rasa Syukur Warga Bunter Ciamis Lewat Tradisi Mupunjung

Dadang Hermansyah - detikJabar
Selasa, 01 Okt 2024 20:00 WIB
Tradisi Mupunjung Hajat Lembur di Situs Pecat Dudukuy Cibangban, Desa Bunter, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis.
Tradisi Mupunjung Hajat Lembur di Situs Pecat Dudukuy Cibangban, Desa Bunter, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar
Bandung - Setiap Bulan Rabiul Awal (mulud) banyak dilaksanakan berbagai tradisi budaya di sejumlah situs Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Salah satunya Mupunjung Hajat Lembur di Situs Pecat Dudukuy Cibangban, Desa Bunter, Kecamatan Sukadana.

Dalam tradisi Mupunjung ini, masyarakat setempat mendatangi makam leluhur atau ziarah lalu berdoa bersama. Tradisi ini sudah dilakukan sejak dulu setiap setahun sekali pada bulan Rabiul Awal.

Sedangkan Hajat Lembur merupakan bentuk rasa syukur warga atas rezeki hasil tani yang melimpah, kesehatan. Termasuk bersyukur atas ketentraman yang dirasakan masyarakat selama ini.

Tradisi Mupunjung Hajat Lembur ini sebelum-sebelumnya dilaksanakan secara sederhana. Namun kini dilakukan secara ramai dan dihadiri oleh warga serta dengan berbagai kemeriahan lainnya.

Dalam tradisi ini, terdapat ornamen-ornamen bernuansa buhun atau zaman dulu. Seperti panggung yang terbuat dari bambu, talupuh dan jambe. Terdapat juga paratag untuk makanan tradisional. Ada pun makanan tradisional dihidangkan antara lain boled, hui, tarigu, ganyong, taleus, peuyeum, wajit, papais, dan lainnya.

Di panggung Hajat Lembur Cibangban ini juga terdapat aneka makanan tradisional yang digantung. Hal ini serupa dengan tradisi Hajat Bumi Cariu Ciamis. Makanan tersebut seperti aneka buah-buahan, umbi-umbian, sayuran dan juga makanan lain seperti tebu hitam. Panggung juga dihiasi dengan aneka bentuk dari janur atau nyiur.

Puncak kegiatan dari Mupunjung Hajat Lembur Cibangban ini adalah tawasulan dan pembacaan 1.000 selawat oleh warga yang hadir di Situs Pecat Dudukuy. Di situs ini terdapat makam ulama bernama Kiai Mas Suradika dan Kiai Mas Natamanggala. Setelah itu, tradisi budaya tersebut diakhiri dengan makan-makan dan hiburan kesenian tradisional.

Darto Pujarsono, kuncen Situs Pecat Dudukuy yang juga budayawan Bunter mengatakan tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur warga kepada sang pencipta. Tradisi ini dilaksanakan setiap bulan Rabiul Awal.

"Rutin dilaksanakan setiap tahun setiap bulan Mulud. Dalam rangka Mupunjung, membersihkan makam keramat. Dilanjutkan tawasulan lalu makan bersama. Syukuran rezeki hasil tani, kesehatan, ketertiban dan kemajuan wilayah," ujar Darto. (sud/sud)



Hide Ads