Tari Kohkol Keprak, Bunyi Baru Tradisi Hajat Lembur di Sukabumi

West Java Festival 2024

Tari Kohkol Keprak, Bunyi Baru Tradisi Hajat Lembur di Sukabumi

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Rabu, 21 Agu 2024 12:00 WIB
Tari Kohkol Keprak
Tari Kohkol Keprak. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Kohkol adalah bambu yang berbunyi nyaring ketika ditabuh menggunakan stik. Benda ini sudah melekat dalam tradisi masyarakat Sunda. Di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, kohkol bahkan menjadi instrumen utama dalam Hajat Lembur, syukuran atas keberkahan dan keamanan kampung halaman yang diadakan setahun sekali di Simpenan.

Namun, tradisi bertahun-tahun itu sempat vakum, hingga seorang guru SMP di Simpenan, Edeng Sofyan menggubah tradisi hajat lembur itu menjadi sebuah tarian. Tarian tersebut lalu diberi nama Tari Kohkol Keprak.

Tari Kohkol Keprak menggunakan kohkol sebagai instrumennya. Bunyi kohkol memang ritmis, bunyinya tidak akur ketika ditabuh masih-masing. Namun ketika ditabuh secara bersamaan atau rampak, bunyinya terdengar "prak", sehingga muncullah penamaan "keprak".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edeng Sofyan, pencipta Tari Kohkol Keprak mengatakan bahwa dia melihat potensi yang besar dari tradisi hajat lembur di Simpenan dan keberlimpahan bambu di daerah itu, termasuk juga daerah-daerah lainnya di Sukabumi.

Maka, tari kohkol berkembang dengan pesat dan menjadi bunyi baru tradisi hajat lembur di Sukabumi. Kini, tari ini sudah dikembangkan di 48 sanggar tari yang tersebar di lebih dari 30 kecamatan dari total 48 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

ADVERTISEMENT

Pada acara West Java Festival 2024, di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung, 23-25 Agustus 2024, Tari Kohkol Keprak ini menjadi salah satu tarian yang dipentaskan.

Sejarah Tari Kohkol Keprak

Edeng Sofyan, pencipta Tari Kohkol Keprak menjelaskan tarian tersebut dia gubah pada tahun 2009. Ketika itu, dia yang masih menjadi guru SMP di Simpenan melihat ada hajat lembur atau syukuran kampung yang karena tetua kampung sudah tidak ada, maka kegiatan itu vakum selama 5 tahun.

"Sudah 5 tahun tidak berjalan, dari situ, saya khususnya melihat fenomena di bidang pertanian. Warga kampung dalam mengolah padi, cara mengusir hamanya dengan menggunakan bunyi-bunyian, termasuk ada peletok dan kohkol," kata Edeng kepada detikJabar, Selasa (20/8/2024).

Kohkol yang merupakan alat pengusir hama itu, sering dimainkan dalam hajat lebur yang lebih merupakan karnaval. Kohkol dibunyikan dalam karnaval oleh anak-anak.

"Karena memang sangat menarik dan bahan pembuatan kohkol berupa bambu juga sangat banyak, dan saya juga lulusan STSI (sekarang ISBI) maka dibuatkan garapan kohkol hanya dari kohkol keprak," katanya.

Waktu kohkol dibuat dan dipukul, ada bunyi keprak. Semula, stik pemukulnya bukan bambu sebatang, melainkan bambu yang dibelah-belah sehingga menyerupai sapu lidi. Dengan keprak itulah kohkol ditabuh. Namun, semakin ke sini, ditemukan bahwa bunyi kohkol akan menghasilkan "keprak" ketika ditabuh berbarengan meski hanya menggunakan stik pemukul.

Karakter Tari Kohkol Keprak

Jika diperhatikan dengan seksama, ada kemiripan antara Tari Kohkol Keprak dari Sukabumi ini dengan Tari Rampak Kendang yang telah lebih dahulu termasyhur di Sundang.

Yaitu, para penari perempuan memegang sepasang stik dan menabuh kohkol yang ada di depannya. Kohkol sendiri dalam posisi terbaring di atas tiang yang telah diset sebagai penyangga.

Para penari masuk ke arena kohkol sudah siap dengan stik. Kemudian tarian dimulal dengan gerakan yang tidak menjauh dari kohkol.

Dalam tarian ini, yang tak kalah menarik adalah pakaiannya. Perempuan penari mengenakan kebaya dan kain samping sebagai rok sebetis. Namun, di kepala mereka tersemat kain samping sebagai penutup kepala. Cara memakai kain demikian itu, seperti ibu-ibu tani di sawah ketika panas matahari menerpa. Mereka akan mengenakan kain samping di kepala.

Tentang Tarian Kohkol Keprak ada kemiripan dengan Rampak Kendang, Edeng mengakuinya bahwa ada kemiripan, dan dia menjelaskan seni memang tidak seutuhnya baru. Yang baru ada pada batas komposisi saja.

"Rampak Kendang? Betul. Ini adalah apresiasi saya ke tradisi yang sudah ada, bahwa tarian terdahulu tidak luput dan tidak akan hilang. Memang seni ada seperti mencontek, hanya bagaimana kita mengolah dan mengembangkan ke media lain, di sini medianya bukan kendang," kata Edeng.

Khusus untuk West Java Festival 2024 ini, para penari yang biasanya perempuan saja, kini ditambahi laki-laki. Ini supaya nuansa masyarakat di perkampungan yang agraris di Simpenan, semakin terejawantahkan dalam tarian.

"Nanti akan tampil 11 orang. Ini ada laki-laki 6, perempuannya 4. Biar (dalam tari) ada komunikasi antara laki-laki dan perempuan," katanya.

Rencana Pecahkan Rekor Muri

Tari Kohkol Keprak pernah terbang ke Australia untuk pentas di acara pemerintahan di sana. Itu terjadi pada tahun 2022. Dan dalam waktu dekat ini, Tari Kohkol Keprak direncakan akan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

"Alhamdulillah, kohkol keprak sudah disebarluaskan ke hampir 47 kecamatan, baru-baru ini bikin pelatihan ada sekitar 48 sanggar yang mengikuti, mereka berasal dari 30 kecamatan di Kabupaten Sukabumi."

"Yang mengikuti adalah sanggar dan sanggar sekolah, sudah ditampilkan di setiap event dan sebagainya."

"Pada 10 September 2024 ini, ingin membuat rekor Muri tarian kohkol keprak dengan peserta terbanyak. Saat ini baru ada 300 orang," kata Edeng yang kini berstatus sebagai Pamong Budaya Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads