Selain sejarah Cirebon juga memiliki banyak sekali mitos yang berkembang di masyarakat. Walaupun mitos tersebut terdengar tidak masuk akal, tapi mitos-mitos tersebut masih dipercaya sebagian masyarakat, khususnya di sekitar wilayah di mana mitos tersebut berasal. Salah satu mitos yang melegenda adalah tentang 99 monyet di petilasan Sunan Kalijaga Kota Cirebon.
Mitos memang bertujuan agar masyarakat dapat mengambil hikmah atau pelajaran. Cerita soal 99 monyet di petilasan Sunan Kalijaga di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon itu masih terawat. Saat ini, kawanan monyet masih hidup dan berkembang biak di kawasan petilasan Sunan Kalijaga.
Menurut juru kunci petilasan Sunan Kalijaga Raden Edi mengatakan memang ada cerita yang menyebutkan tentang asal muasal kenapa banyak sekali monyet berkeliaran di sekitar makam. Padahal jika dilihat secara geografis, letak petilasan Sunan Kalijaga berada di tengah-tengah permukiman penduduk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raden Edi menuturkan monyet-monyet tersebut dulunya merupakan santri dari Sunan Kalijaga yang berubah menjadi monyet. Santri Sunan Kalijaga itu disebut berperilaku munafik.
Ceritanya suatu hari Kanjeng Sunan Kalijaga ingin melaksanakan salat Jumat di masjid. Namun, ketika melihat ke belakang, Kanjeng Sunan Kalijaga melihat santrinya berkurang. Setelah itu, Edi menceritakan Sunan Kalijaga kemudian memerintahkan salah seorang santri untuk memanggil yang lain. Memanggil santri yang tak ada saat salat Jumat.
"Namun ketika dipanggil para santri tersebut tidak mau menaati perintah dari Sunan Kalijaga untuk salat Jumat, dan malah asyik untuk mencari ikan di sungai. Hingga pelaksanaan salat Jumat selesai, para santri Sunan Kalijaga masih belum juga pulang," tutur Edi saat ditemui detikJabar belum lama ini.
Sunan Kalijaga pun marah. Hingga dalam hatinya terbesit menyamakan sifat santrinya yang bandel itu dengan binatang.
"Sebenarnya Sunan Kalijaga tidak pernah mengutuk, tetapi yang berhak mengutuk hanyalah Allah SWT. Kanjeng Sunan Kalijaga cuma marah dalam hati, sekalipun orang lain tidak mendengar tetapi oleh Allah SWT dengar," tutur Edi
Karena marahnya Sunan Kalijaga, para santri yang bandel itu mendadak menyerupai monyet. Dari tubuh santri itu keluar ekor, dan lama-lama menjadi monyet. Dan, konon katanya monyet-monyet tersebut berjumlah 99 ekor yang berasal dari 99 santri yang dikutuk karena tidak taat kepada Sunan Kalijaga. Hingga hari ini para monyet-monyet tersebut masih banyak berkeliaran di sekitar wilayah petilasan Sunan Kalijaga.
"Yang lagi pada bunting hingga yang masih kecil banyak," kata Edi.
Walaupun begitu Edi juga menambahkan jumlah monyet yang ada di Petilasan Sunan Kalijaga jumlahnya hanya sekitar 99 atau 150 ekor monyet. "Dari abad 17 hingga sekarang mungkin kalau berkembang biak terus Cirebon sudah dikuasai Monyet," Edi.
Menurut Raden Edi awalnya ada sekitar tiga kawanan monyet yang memiliki wilayah kekuasaannya masing-masing, tetapi sekarang hanya tersisa dua kawanan monyet. "Kalau saling lewat wilayah, antar monyet biasanya tawuran," kata Edi.
Ia juga mengatakan pelajaran yang dapat diambil dari cerita 99 monyet di Petilasan Sunan Kalijaga adalah jangan menjadi orang yang munafik seperti santri Sunan Kalijaga yang di depan bilangnya patuh, tapi kenyataanya malah tidak patuh. "Di depan bilangnya iya di belakang malah beda lagi," ucap Edi.
Selain monyet di Petilasan Sunan Kalijaga juga terdapat satu masjid dan dua buah sumur yang dibangun oleh Sunan Kalijaga. Konon dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan memberikan keberkahan dalam hidup. Sumur-sumur tersebut airnya seringkali dibawa oleh para pengunjung untuk bawa pulang ke rumah.
"Meskipun banyak yang mengambil air di sumur, tetapi untuk kepercayaan tentang air dikembalikan ke diri masing-masing," tambah Edi.
(sud/sud)