Menguak Makna 9 Lubang Menara Kujang Sapasang di Sumedang

Menguak Makna 9 Lubang Menara Kujang Sapasang di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Senin, 14 Agu 2023 08:45 WIB
Menara Kujang Sapasang Sumedang
Menara Kujang Sapasang Sumedang (Foto: Nur Azis)
Sumedang -

Menara Kujang Sapasang berdiri gagah di kawasan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang. Bentuk kujang dengan lubang sembilan ternyata memiliki nilai fisolofis tersendiri.

Budayawan Sunda Budi Setiawan GP alias Budi Dalton mengungkapkan, kujang merupakan representasi atau sebuah benda dari hasil pemikiran leluhur untuk menyimbolkan ajaran-ajarannya di tatar Sunda kala itu.

"Makanya simbolisasinya itu salah satunya lewat bentuk kujang itu sendiri dan lewat lubang yang ada di permukaannya," tuturnya, Minggu (13/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas dasar itu, kata Budi, kujang memiliki beragam jenis. Ragam jenis itu juga sesuai dengan kegunaannya.

"Ada yang disebut kujang sajen, kujang pakakas atau kujang untuk perkakas, kujang pakarang atau kujang untuk senjata, kujang pangarak atau kujang untuk upacara, kujang wayang dan jenis kujang lainnya," ungkap Budi.

ADVERTISEMENT

Menurut Budi, Menara Kujang Sapasang sendiri mengacu kepada sejenis kujang yang bernama kujang ciung. Kujang ini memiliki nilai filosofis tersendiri dengan lubangnya yang berjumlah sembilan.

"Kujang dengan lubang sembilan, secara filosofi Sunda itu menggambarkan dari mulai proses kelahiran manusia hingga manusia itu bijak dalam hal pemikiran maka lubang sembilan itu boleh dikatakan sebagai puncak dari proses berpikir manusia sehingga dia, sebutlah telah mencapai kebijaksanaan," ungkapnya.

Sekadar diketahui, Budi Dalton merupakan salah satu budayawan Sunda sekaligus kolektor berbagai jenis kujang. Ia telah mengoleksi seribuan lebih kujang dari sejak tahun 2005. Hingga kini, ia pun masih konsen mendalami keilmuannya tentang kujang.

Dalam kesempatan itu, Budi pun mengapresiasi atas dibangunnya simbol budaya Kasundaan berupa Menara Kujang Sapasang.

Ia pun berharap masyarakat luas khususnya warga Jawa Barat dapat lebih mengenal tentang makna dan keberadaan dari kujang.

"Saya berharap lewat museum kujang yang akan ada kelak di Menara Kujang Sapasang ini, masyarakat akan lebih terbuka dan mengenal utamanya nilai-nilai yang terkandung di dalam kujang itu sendiri," ungkap Budi.

Menara Kujang Sapasang yang tingginya sekitar 99 meter itu berada satu kawasan dengan Masjid Al-Kamil yang berlokasi di Bukit Panenjoan, Desa Jemah Kecamatan Jatigede, Sumedang. Kedua bangunan itu dihubungkan dengan sebuah jembatan.

Bangunan kujang yang ada di menara itu ternyata terdiri dari dua pasang kujang dengan ukuran salah satu pasangnya lebih besar dari satu pasang lainnya.

Menara Kujang Sapasang itu sudah diresmikan oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Dia mengungkapkan filosofi soal ukuran kujang.

"Kenapa Kujang Sapasang, dua kujang lebih tinggi dan dua kujang lainnya lebih rendah ? karena filosofinya itu untuk menggambarkan peradaban manusia yaitu sebuah keluarga," ungkap Emil.

Sementara perpaduan Kujang Sapasang dan Masjid Al Kamil sendiri menurut Emil memiliki tiga filosofi berupa perpaduan antara agama, budaya serta teknologi.

"Teknologinya mengacu kepada jembatan yang menghubungkan antara kedua bangunan itu. Jadi, segitiga pencapaian manusia yaitu agamanya dijaga, budayanya dipelihara dan teknologinya menjadi persona dari sebuah peradaban," terangnya.

Menara Kujang Sapasang mulai dibangun pada 2021. Menara tersebut didesain langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta bangunan Masjid Al Kamil yang berada di dekatnya.

Peresmian menara Kujang Sapasang ini merupakan bagian dari West Java Festival 2023 yakni puncak perayaan Hari Jadi Provinsi Jawa Barat ke-78.




(dir/dir)


Hide Ads