Keberadaan manuskrip hingga catatan administrasi sebuah desa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat terungkap. Ratusan lembar naskah kuno maupun arsip pemerintahan tempo dulu tersimpan dalam lapisan tebal kain putih.
Temuan satu bendel besar catatan administrasi itu bermula dari penyerahan sebuah bungkusan putih dari perangkat desa lama ke perangkat desa yang baru. Awalnya, benda yang berisi ratusan lembar naskah dan catatan bersejarah itu tak pernah terbongkar. Hingga pada momen tertentu, akhirnya kepala Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu beranikan diri untuk membuka benda tersebut.
"Kebetulan saat itu ada tim arkeolog sedang menelisik temuan batu bata kuno. Namun, dalam waktu yang sama ada Lebe (Kaur Kesra) yang lama datang bawa benda tersebut. Terus di buka. Itu tahu. 2021," kata Kepala Desa Krasak, Khairul Isma Arif kepada detikJabar, Selasa (18/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum akhirnya terungkap, konon kedua bendel kain putih itu selalu diwariskan perangkat desa yang baru. Namun, ketika itu, Lebe atau Kaur Kesra tidak memahami isi dibalik dua benda berbalut kain putih itu.
Konon ada sebuah tradisi unik ketika mewariskan benda tersebut perangkat desa yang baru. Dimana pewaris agem-agem (pegangan warisan) harus membalut kedua benda itu dengan kain putih. Sehingga lambat tahun benda tersebut seolah semakin membesar.
"Setelah di buka ternyata isinya naskah kuno dan catatan arsip pemerintahan zaman dulu," katanya.
Sayangnya, banyak lembar kertas yang rusak akibat dimakan usia. Sehingga, Pemerintah Desa Krasak berupaya untuk menyelematkan naskah tersebut dari kerusakan.
Hingga pada Senin (17/7) kemarin, tim dari Sanggar Surya Pringga Dermayu melakukan preservasi penyelematan naskah tersebut. Selain menjaga keutuhan setiap lembar naskah kuno juga untuk menelisik isi dibalik catatan yang ditulis dengan huruf jawa maupun pegon.
![]() |
"Awalnya pak Kuwu menghubungi tim Sanggar, jadi isi buntalan itu kan bertulisan jawa dan pegon, awal nya penasaran aja jadi ngundang kita. Kerjasama preservasi manuskrip dan menggali isi isi naskah itu," kata Sri Tanjung Sugiarti Tarka.
Dalam evakuasi nya, tim mensortir setiap lembar naskah yang masih utuh. Sebab tidak sedikit naskah yang habis dimakan rayap dan lembab. Diakui Tanjung proses penyelamatan itu cukup memakan waktu.
"Pas penyelamatan itu jadi ada sebagian yang rusak dan tidak bisa di baca samasekali karena lembab dan dimakan rayap. Jadi kita lebih memilih yang masih bisa diselamatkan," kata Tanjung.
Sedikitnya, tim Sanggar Surya Pringga Dermayu berhasil mengamankan tiga dus naskah dan catatan arsip desa tempo dulu untuk dilakukan kajian.
(dir/dir)