Karya itu dibuat oleh Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Adhi Nugraha. Berawal dari keinginannya untuk mengurangi limbah kotoran sapi yang kerap mencemari lingkungan, Adhi membuat desain yang bahkan berhasil mendunia.
"Saya tinggal di desa dimana kebanyakan penduduk adalah peternak sapi, dan memang mereka kurang arif dalam mengatasi limbah kotorannya. Maka dari itu, saya dapat ide untuk memanfaatkan kotoran sapi ini sebagai bahan baku agar limbah ini tidak lagi dibuang ke mana saja," kata Adhi dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).
Dua tahun sudah Adhi dan beberapa orang timnya melakukan riset untuk mengolah kotoran sapi menjadi sebuah karya. Sejauh ini dia berhasil merancang beberapa prototipe dari material yang dibuat. Dibantu warga, Adhi mulai melakukan pengolahan kotoran sapi menjadi sebuah produk.
Adhi menjelaskan, dalam prosesnya, kotoran sapi dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air yang kemudian ampasnya dikeringkan dan ditambahkan beberapa bahan aditif untuk menghasilkan bahan baku yang baru.
"Material inilah kemudian digunakan dalam pembuatan bagian luar produk, seperti lampu, pengeras suara, dan lainnya. Cetakan produk tersebut disiapkan dan diisi dengan hasil pengolahan limbah sapi. Setelah kering, cetakan dicopot dan produk siap digunakan atau melalui proses finishing," jelasnya.
![]() |
Selama pengerjaan, Adhi dan tim harus memecahkan dua permasalahan utama yakni mencari cara untuk menghilangkan bau kotoran serta soal hal patent atau sertifikasi terhadap produk yang dihasilkan.
Dia menuturkan, produk dari limbah kotoran sapi itu telah dipamerkan di berbagai ajang baik di dalam maupun di luar negeri seperti ICAD 2022 Jakarta, JIA 2022 Bali, dan FINE 2022 Singapura. Adhi mengklaim banyak yang tertarik dengan produk ciptaannya.
Kini Adhi tengah berusaha mengembangkan produk dengan fokus dalam mendesain barang elektronik yang menggunakan material hasil olahan limbah kotoran sapi. Selain itu, pengembangan bahan bakunya pun terus diteliti dengan cara menggabungkannya dengan bahan-bahan limbah lain yang mudah ditemukan secara lokal.
"Semoga produk yang dibuat dapat menjadi contoh dalam pemecahan isu-isu lingkungan dan sosial agar kehidupan masyarakat sekitar lebih nyaman lewat kontribusi ekonomi dan kerjasama dengan mereka yang lancar," pungkasnya. (bba/mso)