Mimpi Dede Dongkrak Ekonomi Warga di Desanya Lewat Boboko

Mimpi Dede Dongkrak Ekonomi Warga di Desanya Lewat Boboko

Ikbal Selamet - detikJabar
Minggu, 12 Feb 2023 10:00 WIB
Warga Desa Sukasirna Kecamatan Campakamulya Cianjur memproduksi kerajinan tangan untuk peralatan dapur berupa boboko, aseupan hingga nyiru
Dede, salah satu perajin dan pengepul kerajinan boboko di Cianjur (Foto: Ikbal Slamet/detikJabar).
Cianjur -

Dede, pria berusia 54 tahun ini merupakan salah satu dari ratusan warga di Desa Sukasirna, Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur yang menjadi perajin anyaman bambu berupa boboko, nyiru, hingga aseupan. Bahkan Dede yang kini juga berperan sebagai pengepul sudah belasan tahun menjadi perajin peralatan tradisional tersebut.

Dede pertama kali belajar menganyam sejak usia sekolah. Dari sang nenek, dia belajar menganyam lembaran bambu yang sudah dipotong menjadi boboko, nyiru, hingga aseupan.

"Saya belajar dari nenek. Dulu sering disuruh duduk di sampingnya, melihat bagaimana membuat boboko sampai nyiru. Kemudian disuruh bikin sendiri, dan akhirnya sekarang sudah mahir," kata dia belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah lulus sekolah, Dede sempat bekerja mulai dari buruh hingga pekerjaan lainnya. Namun bosan bekerja, Dede kemudian memutuskan untuk memanfaatkan keahliannya membuat anyaman bambu sebagai mata pencaharian.

Semula Dede membuat sendiri boboko, nyiru, atau perabotan tradisional lainnya untuk selanjutnya dijual.

ADVERTISEMENT

"Sekitar tahun 2008 saya mulai membuat boboko, kemudian saya jual sendiri. Saya jual boboko hasil buatan ke pasar di Cianjur, ke Bandung, hingga ke Bogor," kata Dede.

Sekitar 10 kodi boboko dan nyiru ia bawa setiap pekanya ke berbagai daerah secara berkeliling. Dengan sebilah bambu di pundaknya, Dede melangkah menyusuri pusat keramaian, berharap dangannya dibeli.

Sekali berangkat berjualan, dia bisa tiga atau empat hari tak pulang. Lokasi rumah yang jauh dari pusat kota, membuat Dede membutuhkan waktu lama untuk tiba di kota.

Jika beruntung, selama beberapa hari berjualan, dagangannya akan ludes dan uang sekitar Rp 300 ribu pun bisa ia bawa pulang untuk keluarga di rumah.

"Keuntungannya sebenarnya bisa Rp 400 ribu atau Rp 500 ribu. Tapi kan dipotong makan dan ongkos, jadi bersihnya bawa pulang itu Rp 300 ribu dalam sepekan," ucap Dede.

Beberapa tahun kemudian, Dede mengajak warga yang lain untuk ikut membuat boboko hingga nyiru untuk dijual.

"Awalnya ada tetangga yang minta kerjaan karena menganggur. Kemudian saya bilang, sebenarnya kalau ada kemauan apapun bisa menghasilkan uang. Di desa ini kan banyak pohon bambu, jadi saya ajak saja warga untuk membuat kerajinan anyaman bambu untuk perabot tradisional. Dari situ mulai banyak yang bikin sampai sekarang," ungkap Dede.

Bahkan kini, Dede yang semula juga perajin dan menjual sendiri buah tangannya beralih menjadi pengepul serta pemasar produk boboko hingga nyiru dari desanya ke berbagai pasar di sejumlah kota/kabupaten.

Dalam sebulan, ratusan kodi boboko dan nyiru ia tampung dari para perajin di desanya.

"Dalam sepekan saya menampung sekitar 50 kodi. Kalau sebulan bisa lebih dari 200 kodi boboko dan nyiru," kata dia.

Penghasilan yang didapat pun cukup menggiurkan. Dede bisa mendapatkan uang hingga belasan juta rupiah per bulan dari pekerjaannya sebagai pengepul.

"Dalam semingu itu bisa dapat uang sekitar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta. Kalikan saja sebulan. Bukan lumayan lagi, tapi jadinya memang besar," ungkap Dede.

Tetapi, Dede menyebut pendapatannya itu tidak lantas ia gunakan sendiri, namun diputarkan untuk modal para perajin. Pasalnya tidak sedikit perajin yang meminjam uang untuk kebutuhan sehari-hari, atau meminta bayaran di awal.

"Ada yang kebingungan cari modal peralatan, ada yang pinjam untuk kebutuhan, ada juga yang meminta dulu bayaran di awal dan diganti dengan berapa banyakboboko yang bisa dibuatnya. Kalau tidak begitu, kasihan warga. Tapi yang penting bagi saya, keberadaan saya bisa jadi motivasi warga yang lain untuk berkarya dan mendapatkan penghasilan dari karyanya," ucap dia.

Tantangan Perajin Boboko

Perajin boboko dan nyiru di Desa Sukasirna Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berharap adanya banutuan dari pemerintah untuk meningkatkan produksi dan pemasaran.

Anih (55), perajin boboko mengatkan, para perajin di Desa Sukasirna masih menggunakan peralatan manual untuk memproduksi boboko ataupun peralatan tradisional lainnya.

Menurutnya untuk menotong bambu, para perajin menggunakan gergaji dan golok. Sedangkan untuk menyerut bambu hingga menjadi lembaran anyaman masih menggunakan pisau.

"Jadi masih serba manual, makanya proses pembuatannya juga lama," kata dia.

Dia berharap pemerintah memberikan bantuan berupa alat untuk para perajin boboko. "Kalau bisa alat penyerut yang paka mesin, supaya lebih cepat dan mudah. Jadi produksi juga bisa banyak," kata Anih.

Senada, Neneng (40), perajin boboko juga berharap, bantuan alat yang lebih modern untuk pengolahan bahan baku boboko, nyiru, hingga aseupan.

"Tidak perlu satu orang satu alat, cukup per kelompok atau per kampung alatnya. Jadi bisa dipakai bergantian untuk mengolah bahan baku. Kalau sekarang masih serba manual. Selain lama, juga berisiko tangan terluka. Kan bambu itu tajam. Ketika proses penyerutan bisa menyebabkan luka gores seperti tersayat pisau," kata Neneng.

Di sisi lain, Dede (54) pengepul boboko berharap, pemerintah juga memfasiltitasi pemasaran. Pasalnya para perajin dan pengepul baru bisa menjangkau pasar lokal hingga Jakarta.

"Kalau bisa lebih luas lagi tentu perajin akan senang, karena dengan pasar yang lebih luas tentunya permintaan pasar akan lebih banyak. Secara otomatis perekonomian warga juga akan meningkat," ucapnya.

Tak hanya itu, Dede juga meminta pemerintah memperbaiki akses jalan menuju Desa Sukasirna. Mengingat jalan menuju desa tersebut masih rusak parah, sehingga menghambat pendistribusian.

"Yang utamanya juga soal jalan, berharap segera diperbaiki. Termasuk jembatan yang sekarang kondisinya miring. Dengan akses jalan yang bagus, tentu pendistribusian barang ke pasar atau distributor akan lebih mudah," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)


Hide Ads