Tokoh Kabayan selama ini seolah digambarkan identik dengan masyarakat sunda, Si Kabayan, begitu sebutan masyarakat luas bagi sosok yang digambarkan memiliki sifat lucu, malas dan lugu.
Menurut keterangan Sandi Samba Wijaya Ketua Yayasan Museum Ki Pahare selama ini penyematan karakter kepada sosok si Kabayan tertuang dalam berbagai cerita baik lisan, buku maupun film. Namun banyak perspektif soal sosok tersebut.
"Pada beberapa literasi menyebutkan sosok ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Snouck Hurgronje, beliau mengumpulkan sekitar 70 dongeng atau cerita dalam seperti yang disebutkan dalam buku Uilespiegel-verhalen in IndonesiΓ« in het biezonder in de Soendalanden pada tahun 1929," kata Sandi kepada detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Sandi, ada beberapa hal yang menarik dari sosok Kabayan ini khususnya bagi masyarakat Sukabumi yang selalu dikaitkan dengan keberadaan makam yang ukurannya tidak lazim atau dikenal dengan sebutan Makam Kabayan.
"Makam Kabayan ini memiliki ukuran panjang dan besar. Dan secara fakta sebutan itu memang ditemukan di beberapa tempat seperti di Perkebunan Pasir Salam Nyalindung, Desa Sukamanah Kecamatan Gegerbitung, Gunung Manglayang Gandasoli, Kp. Kadupugur Cijalingan dan masih banyak tempat-tempat yang masyarakatnya menyebut makam Kabayan," ujarnya.
Dalam keyakinan masyarakat dengan keberadaan makam tersebut, menurut Sandi bertolak belakang dengan sosok seperti yang digambarkan selama ini. Kabayan bagi masyarakat sekitar makam tersebut adalah tokoh yang mempunyai ilmu tinggi dan bijaksana.
"Tentu hal ini merupakan bagian dari cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun secara lisan. Penelusuran mengenai jejak kabayan di Sukabumi cukup menarik dan tentunya jika dikaitkan dengan konservasi, cerita kabayan ini dapat mempertahankan keberadaan makam-makam dari perusakan," pungkasnya.
(tey/tey)