ITB Kembangkan Riset-Inovasi Farmasi Melalui Laboratorium Bersama

ITB Kembangkan Riset-Inovasi Farmasi Melalui Laboratorium Bersama

Ghina Aliyah Fatin Desira - detikJabar
Kamis, 03 Okt 2024 17:42 WIB
Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Daewoong Foundation secara resmi meluncurkan laboratorium penelitian bersama
Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Daewoong secara resmi meluncurkan laboratorium penelitian bersama. Foto: Ghina Aliyah Fatin Desira
Bandung -

Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Daewoong meluncurkan laboratorium penelitian bersama yakni Drug Delivery System Research Institute. Keputusan tersebut sebagai bagian dari upaya kolaboratif untuk memperkuat inovasi dalam pengembangan sistem penghantaran obat di Indonesia.

Acara peresmian yang berlangsung di kampus ITB itu dihadiri oleh berbagai tokoh penting di bidang kesehatan, akademisi, dan industri farmasi, pada Rabu (3/10/2024). Rektor ITB, Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam mengembangkan riset berkualitas tinggi.

"Ini bukan hanya tentang reputasi ITB, tetapi juga kepercayaan yang diberikan oleh industri internasional seperti Daewoong Foundation untuk terus berinovasi demi kemajuan bangsa," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laboratorium ini akan menjadi pusat riset untuk mengembangkan teknologi penghantaran obat yang aman dan efektif. Investasi yang ditanamkan oleh Daewoong Foundation mencapai Rp 33 miliar, termasuk pengadaan instrumen canggih yang baru pertama kali ada di Indonesia.


Sementara itu, Kepala Badan POM RI Taruna Ikrar dalam sambutannya melalui video yang diputar di acara, mengapresiasi untuk mencapai kemandirian farmasi di Indonesia, terutama dalam memenuhi kebutuhan obat yang aman dan berkualitas. "Pengembangan sistem penghantaran obat ini diharapkan dapat mendukung hilirisasi riset yang akan bermanfaat bagi masyarakat luas," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Selain dari segi riset, kolaborasi ini juga membuka peluang lebih besar dalam program beasiswa, pertukaran mahasiswa, dan riset gabungan antara ITB dan Daewoong. I Ketut Adnyana, Dekan Sekolah Farmasi ITB, menjelaskan bahwa program pertukaran mahasiswa pascasarjana dan pengembangan riset bersama telah berjalan dengan baik dan diharapkan dapat terus berkembang di masa depan.

Sementara itu, perwakilan dari Kementerian Kesehatan Indonesia Lucia Rizka Andalusia menekankan pentingnya kemandirian di bidang kefarmasian dan alat kesehatan, khususnya pasca pandemi. "Kolaborasi ini adalah langkah penting menuju kemandirian farmasi nasional, agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor obat," ujarnya.

Dengan berdirinya laboratorium ini, ITB diharapkan mampu meningkatkan kontribusinya dalam pengembangan inovasi farmasi, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga di kancah internasional.

(sud/sud)


Hide Ads