ITB Siap Berperan dalam Pembangunan Industri dan Hilirisasi

ITB Siap Berperan dalam Pembangunan Industri dan Hilirisasi

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Kamis, 17 Okt 2024 18:09 WIB
Konferensi pers ITB di Kampus Jatinangor Sumedang, Kamis (17/10/2024).
Konferensi pers ITB di Kampus Jatinangor Sumedang, Kamis (17/10/2024). (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)
Sumedang -

Institut Teknologi Bandung (ITB) terus melakukan pengembangan dan rencana meningkatkan teknologinya di dunia energi hingga hilirisasi. Oleh karena itu, ITB ingin berperan aktif dalam pembangunan di Indonesia melalui teknologi hilirisasi yang nantinya akan berdampak pada pembangunan industri secara nasional.

Seperti diketahui, ITB sendiri saat ini telah memiliki Laboratorium atau dikenal dengan Joint Research Laboratory yang terletak di ITB Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Laboratorium tersebut telah diresmikan pada 28 Agustus 2024 lalu oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut Rektor ITB Reini Wirahadikusumah, usai diresmikan oleh Menko, ITB langsung diberikan tantangan apa yang akan dilakukan serta dihasilkan dari laboratorium tersebut. Tantangan itu berupa research industry policy, serta menjadikan ITB sebagai research center.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di acara tersebut Bapak Menko Bapak Luhut menyampaikan tantangan apa yang akan dilakukan oleh ITB soal pemanfaatan laboratorium kepada negara nantinya. Saat itu kami nyatakan siap padahal berat pertanyaannya tapi kami siap walau dikasih waktu dua minggu," ujar Reini dalam konferensi pers perkembangan dan rencana program Indonesia-Tiongkok Joint Research Laboratory for New Energy Materials and Metallurgical Engineering Technology di ITB Kampus Jatinangor, Kamis (17/1/2024).

Usai mendapatkan tantangan pembangunan energi baru oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, ITB, kata Reini, langsung melakukan beberapa riset dan pengembangan bersama pihak terkait lainnya.

ADVERTISEMENT

"Setelah itu ada dua tantangan beliau. Indonesia ini industrinya turun terus, kelas menengah turun, pabrik tutup. ITB ini kan teknologi, teknologi industri, beliau menanyakan itu. Bagaimana Indonesia meningkatkan kandungan dalam negeri yang tinggi," katanya.

Dari pembahasan itu, terdapat 4 hal yang bisa dilakukan oleh ITB yaitu, pemanfaatan dan sumber daya alam, pembangunan sumber daya manusia, industri, fasilitas inovasi.

"5 hal yang kita ketahui harus dilakukan, sumber daya alam, pembangunan sumber daya manusia, industri, fasilitas inovasi, dan sumber pembiayaannya dari industri. Nah untuk sumber pembiayaan tentu bukan dari kami tapi dari pemerintah," ucap dia.

Selain itu, pengembangan dalam melakukan teknologi serta hilirisasi tersebut, kata Reini, ITB menyatakan mampu berperan dalam mengembangkan industri nasional dimulai dari sektor elektronik dan internet berbasis mikro elektronika, pengolahan mineral, industri farmasi dan kesehatan, sumber daya air, industri baja spesial superalloy dan panduan logam maju lain, hingga sektor alat utama sistem persenjataan atau alutsista.

"Dari enam sektor itu kita mampu melakukannya lewat laboratorium Joint Research Laboratory di ITB Kampus Jatinangor," tuturnya.

Sementara itu juga, ITB berharap agar pemerintah pusat ikut menggandeng ITB dalam kemajuan industri nasional.

"Harapannya semua bisa berkembang dan pemerintah terus ikut menggandeng kami dalam kemajuan industri nasional," pungkas Reini.

Sekadar informasi joint research laboratory sebagai penguatan dari segi riset di bidang material energi baru dan hilirisasi berbasis sumber daya mineral dari proses rekayasa metalurgi. Dalam hal ini ITB bekerjasama dengan GEM selaku perusahaan daur ulang logam terkemuka di China hingga dunia.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads