Menemukan Makna Hidup dari Bisnis Home Cleaning

Menemukan Makna Hidup dari Bisnis Home Cleaning

David Kristian Irawan - detikJabar
Sabtu, 08 Jun 2024 18:30 WIB
Namu Clean.
David Kristian Irawan. (Foto: David Kristian Irawan/detikJabar)
Bandung - Membersihkan rumah merupakan hal penting sekaligus jadi kegiatan paling dihindari oleh sebagian orang. Alasannya, banyak dari mereka kerap merasa letih dan memilih angkat tangan ketika harus membersihkan noda membandel yang sulit dihilangkan. Sehingga, jasa layanan pembersihan rumah atau home cleaning kerap menjadi incaran.

Alhasil, jasa layanan pembersihan rumah atau home cleaning jadi incaran bagi mereka yang menginginkan rumah tampil kinclong tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga. Namun, hal ini tak berlaku bagi Daffa Nauf Musyafa, pemuda asal Cimahi, Jawa Barat yang memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka usaha home cleaning, bernama Namu Clean.

Penyesalan jadi Kesempatan

Kepada detikJabar, pemuda yang kerap disapa Daffa itu menuturkan bagaimana Namu Clean tumbuh dari pengalaman pahitnya saat mencoba jasa home cleaning. Saking kesalnya, Ia bahkan sampai mencari tahu sebab-musabab dari buruknya pelayanan yang diperoleh.

"Sampai waktu itu sempet ada yang nyeletuk, nggak tahu bapak saya atau temen, cuma intinya waktu itu nyeletuk yaudah daripada kesel sendiri, kenapa nggak coba kayak bikin sendiri tapi jangan dulu gede. Cari tahu dulu sistemnya seperti apa, chemical yang bagus gimana, terus coba hire orang part-time," ujar Daffa.

Alhasil, Daffa pun sependapat dan merasa hal itu dapat menjadi peluang baginya untuk terjun ke dunia usaha. Namun, pemuda yang juga berprofesi sebagai Product Manager di salah satu perusahaan ternama ini mengaku minim pengetahuan seputar layanan kebersihan. Sehingga, mau tidak mau Ia lantas mempelajarinya secara otodidak.

"Jadi bener-bener belajar lewat internet lah, terus kalau ada cleaning service di mal (atau) di kantor saya tanyain pake apa chemical-nya. Saya jadi sering banyak ngobrol sama cleaner lah, ya saya nggak tahu ilmunya tapi saya pengen coba karena (saya) ini (sudah) beneran jengkel," ucapnya.

"Saya ingin menjawab keresahan aja dan saya yakin memang orang lain banyak juga yang resah kalau rumah kotor teh nggak kepikiran home cleaning gitu, paling ya mungkin pembantu (atau) bersihin sendiri. Kalau home cleaning juga kayaknya belum ada yang kepake gitu di Bandung, Jadi, sampe se-enggak ada opsi itu kah? Ya udah, saya coba deh nekat (dan) memang prosesnya berat (juga) lama, karena mungkin kalau bisnis lain tuh ada kelasnya, kalau home cleaning nggak ada kelasnya sama sekali," tambahnya.

Meski selalu dihadapkan oleh berbagai rintangan, namun hal tersebut tidak menyurutkan ambisi Daffa membangun bisnis home cleaning-nya itu. Bahkan, Sang Semesta tampaknya memberi 'karpet merah' lewat cara-cara yang tak terduga. Mulai dari dipertemukan oleh para cleaner berpengalaman, hingga mendapat banyak respons positif ketika membuka free trial kepada sejumlah teman dan tetangga sekitar.

"Oh kepake ya. Eh naha (kenapa) bersih banget," ucap Daffa saat mendeskripsikan sejumlah respon positif pelanggan Namu Clean.

Tak Seindah Ekspektasi

Berbekal keyakinan kuat dan dukungan seluruh pihak, perjalanan Namu Clean secara resmi dimulai pada Januari 2023 lalu. Selama empat bulan pertama, Daffa dibantu oleh sang kakak yang berperan sebagai narahubung serta merekrut dua orang cleaner secara penuh dan digaji melalui tabungan pribadinya.

Saat itu, Daffa mengaku punya ambisi tinggi terhadap Namu Clean, yakni menjadi pembeda dari home cleaner kawakan. Alhasil selama setahun, Ia bersama tim menerapkan sejumlah aturan ketika berada di lapangan. Mulai dari menetapkan harga per ruangan, membuat checklist pembersihan, hingga memastikan setiap sudut ruangan telah bersih sempurna.

"Idenya bagus sih, di lapangan juga banyak (mendapat) feedback yang bagus. Tapi makin ke sini selama satu tahun berjalan, ternyata kondisi di lapangan tidak se-ideal itu. Jadi, ada debu sedikit aja pelanggan komplain, padahal kan kita udah komitmen cek barang-barang di akhir," ucap Daffa.

Lebih lanjut, Ia merasa sistem tersebut dapat mengancam keberlangsungan dari Namu Clean. Atas dasar itulah, mereka memutuskan untuk mengubah sistem pembersihan menjadi berdasarkan jam dengan tetap mempertahankan kualitas yang sudah ada.

"Jadi, sekarang bagusnya Namu Clean gitu (dan) ini juga feedback dari pelanggan adalah hasil pembersihannya paling bersih se-Bandung, terus karyawannya ramah bisa sambil konsultasi juga saat pembersihan, terus dari alat dan chemical juga lengkap. Jadi, nggak ada tuh satu chemical dipake buat ngebersihin berbagai item," tegasnya.

Perlahan tapi pasti, evaluasi yang dilakukan Daffa dan seluruh tim memberi pengaruh besar bagi eksistensi Namu Clean. Bukan hanya pujian atas pelayanan yang diberikan, masyarakat juga memberi label istimewa sebagai layanan home cleaning paling terbaik se-Bandung Raya.

Profesi Paling Mulia

Tentu saja, pencapaian Daffa merintis bisnis home cleaning tidak terlepas dari peran serta empat cleaner atau karyawan yang direkrutnya. Apalagi, mayoritas dari cleaner-nya merupakan jebolan ternama yang punya kompetensi unggul di bidang kebersihan.

"Tapi kan setelah Covid dan kemudian terjadi resesi, itu banyak cleaning service yang diberhentikan (atau) putus kontrak, tidak diperpanjang. Nah, pas saya mulai ngerintis bisnis itu, alhamdulillahnya punya pengalaman baguslah di cleaning service-nya. Jebolan-jebolan cleaning service yang ternama di Bandung," ujarnya.

Entah hanya kebetulan atau sudah jalan takdir, Daffa bersyukur sebab dipertemukan oleh sosok-sosok hebat yang kerap dipandang sebelah mata. Padahal, Ia merasa cleaning service dan profesi sejenis itu merupakan pekerjaan paling mulia dan butuh mental sekuat baja.

"Dulu tuh sebelum (membangun) home cleaning (ini) saya mikir kalau, 'Ah, bersih-bersih doang mah, gampang!' 'Ah, cleaning service mah, biasa lah!' Ternyata, banyak skills-skills yang perlu kegigihan, pantang menyerah, perlu detail, dan mental kuat juga. Karena di lapangan tuh macem-macem, nodanya juga macem-macem, kemudian customer-nya. Apalagi, kalau di kantor-kantor itu pressure-nya gede," ujarnya.

Dengan memperhatikan kualitas pembersihan yang tinggi, secara tidak langsung Daffa ingin pula menyingkirkan pandangan sepele masyarakat tentang profesi cleaning service. Tak hanya sebatas diapresiasi, namun juga memberi hormat atas jerih payah dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan sebuah tempat.

"Saya harap karena pekerjaannya berat, tanggung jawabnya juga berat, jadi orang bisa lebih memuliakan (profesi cleaning service). Toh sebenernya, kalau lingkungan bersih kita juga yang seneng dan yang menjaga kebersihan itu profesi cleaner," pungkasnya. (orb/orb)



Hide Ads