Perang melawan kemiskinan di masyarakat terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang. Sejauh ini, tercatat sebanyak belasan ribu warga Sumedang tercatat sebagai warga miskin ekstrem.
Berdasarkan data yang diperoleh detikJabar melalui Bappppeda Sumedang, per tanggal 12 Mei 2024, total warga miskin ekstrem di Sumedang sebanyak 12.296 jiwa yang terhitung pada jumlah 3.083 kepala keluarga (KK).
Oleh sebab itu, demi menekan angka kemiskinan ekstrem tersebut Pemkab Sumedang pun kini telah menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Kedua pihak ini rencananya akan membuka program kartu voucher yang nantinya akan diberikan kepada warga miskin ekstrem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sabar ala Dedi Kusnandar |
Ketua Baznas Sumedang Ayi Subhan mengatakan, warga yang berstatus miskin ekstrem masuk dalam kategori yang mendapatkan penghasilan minim. Ia merinci warga miskin ekstrem tersebut hanya mendapatkan penghasilan ratusan ribu rupiah dalam sebulannya. Bahkan, masih terdapat warga yang tidak mendapatkan penghasilan apapun setiap bulannya.
"Kategori warga miskin ekstrem yaitu mereka yang hanya mendapatkan penghasilan Rp 280 ribu per bulan. Jadi dalam sehari hanya mendapatkan uang kisaran 5 ribu sampai 10 ribu atau bahkan tidak pernah mendapatkan uang lah," ujar Ayi saat dihubungi detikJabar, Jumat (7/6/2024).
Menurut Ayi, data warga miskin ekstrem tersebut tersebar di Kabupaten Sumedang. Untuk yang tertinggi, kemiskinan ekstrem itu berada di wilayah Kecamatan Cimanggung. "Di pusat kota Sumedang juga sebetulnya masih ada, tapi yang paling tinggi angka kemiskinan ekstrem ada di wilayah Kecamatan Cimanggung," katanya.
Maka dari itu, menurut Ayi, program yang akan dilakukan bersama dengan Pemkab Sumedang dapat mengatasi masalah kemiskinan. Namun, Ia berharap agar program tersebut bukan hanya sekadar membantu akan tetapi dapat menjadi suatu langkah agar semuanya dapat terhapus dari kemiskinan.
"Tapi ke depannya kita tidak hanya ngasih secara cuma-cuma, harapannya pekerjakan dulu. Jangan sampai ada kesan diam saja tapi dapat uang kan itu jadinya tidak mendidik juga gitu, nanti polanya akan bagaimana memperkerjakan mereka di honor lah seolah-olah," ucapnya.
Sementara itu, terkait rencana tersebut, Pj Bupati Sumedang memberikan support penuh atas upaya yang dilakukan LO dari tiap OPD dalam mengakselerasi penghapusan kemiskinan ekstrim termasuk melalui pembagian voucher.
Yudia mengatakan, 12.296 penerima bantuan harus ada pemilahan untuk kategori usia produktif dengan usia non produktif. "Voucher 75 ribu itu bisa diberikan kepada usia non produktif. Untuk usia yang produktif selain diberi bantuan juga bisa dipekerjaan ini akan kita lakukan sampai Desember. Tapi jangan sampai apa yang kita lakukan hanya menghapus data saja setelah Desember miskin ektrem ini muncul lagi. Kita benar benar harus menghapus kemiskinan ekstrem," kata Yudia dalam keterangannya yang didapat detikJabar, Jumat (7/6/2024).
(sud/sud)