Proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal di Gunung Gede Pangrango berlanjut meski mendapat penolakan. Bahkan proyek ini ditargetkan bisa mulai dilakukan eksplorasi mulai pertengahan 2024 mendatang.
Project Manager Officer (PMO) PT Daya Mas Geopatra Pangrango Yunis Latif mengatakan, sejak 15 Juni 2022, pihaknya sudah melakukan survei pendahuluan.
"Survey dilakukan selama 1 tahun dari Juni 2022 sampai Juni 2023 kemarin," kata dia, Kamis (30/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya proyek pemanfaatan panas bumi yang menjadi harta Karun Cianjur tersebut akan berlanjut pada tahapan eksplorasi dengan melakukan pengeboran.
"Kita cek berapa kandungan panas buminya, berapa daya listrik yang dapat dihasilkan. Ini jadi tahapan penting, karena tahap eksplorasi ini merupakan tahapan pengembangan energi geothermal dengan risiko bisnis tertinggi, dimana jika pemboran eksplorasi tidak menemukan cadangan geothermal seperti yang diperkirakan maka biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tidak akan kembali," kata dia.
Menurutnya tahapan eksplorasi tersebut ditargetkan akan mulai pada pertengahan 2024. Pasalnya perlu dilakukan persiapan, salah satunya membuat jalur untuk transportasi mobilisasi alat pengeboran.
"Target kami tahun depan, paling cepat pertengahan tahun. Lambatnya akhir tahun sudah mulai ekplorasi," tuturnya.
Menurut dia, pihaknya saat ini sedang melakukan pembebasan lahan masyarakat untuk pembuatan jalan dan lokasi dalam rangka pemboran eksplorasi.
"Jalan yang akan dibuat nantinya akan menghubungkan jalan pasir Cina dengan jalan Ciguntur, jalan ini nantinya dapat digunakan oleh masyarakat di beberapa dusun untuk mobilisasi hasil pertanian dan pupuk, sehingga dapat menurunkan biaya produksi," ucapnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi secara intens kepada masyarakat untuk menjelaskan manfaat dari pengelolaan panas bumi.
Pasalnya gejolak yang terjadi, disebabkan kurangnya pemahaman terkait panas bumi yang menjadi salah satu sumber energi terbarukan.
"Energi panas bumi merupakan energi bersih dan ramah lingkungan serta melimpah keberadaaanya di Indonesia, sesuai dengan program pemerintah untuk menaikan proporsi energi baru dan terbarukan (EBT) pada energi mix di tahun-tahun mendatang. Kami akan terus mengedukasi masyarakat tentang geothermal," kata dia.
Di sisi lain, Sub Koordinator Penyiapan dan Evaluasi Wilayah Kerja Panas Bumi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM Andi Susmanto mengatakan, energi panas bumi menjadi sumber daya pembangkit listrik dengan risiko pencemaran paling minim dibandingkan pembangkit listrik batu bara dan lainnya.
"Bahkan banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari hasil pengelolaan nantinya," kata dia.
Baca juga: Cianjur Krisis Guru ASN |
Dia juga mengklaim jika sudah banyak lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sukses dan hasilnya sudah dimanfaatkan. "Sudah banyak contohnya, salah satunya di Kamojang. Dan sekarang di Cianjur, tepatnya di Gunung Gede. Ini jadi harta Karun luar biasa. Dan bisa membuat Indonesia jadi negara nomor satu untuk pemanfaatan negeri terbarukan," pungkasnya.
Sebelumnya, masyarakat kaki gunung Gede Pangrango menolak proyek pemanfaatan panas bumi atau geotermal untuk pembangkit listrik. Pasalnya proyek yang disebut 'harta karun' itu dinilai akan merusak alam dan membuat mata pencaharian warga hilang.
(mso/mso)