Meraup Cuan dari Produk Kulit dengan Pewarna Alami

Meraup Cuan dari Produk Kulit dengan Pewarna Alami

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 23 Mei 2023 20:45 WIB
Produk kerajinan T&T Pernik Craft.
Produk kerajinan T&T Pernik Craft. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung - Para pelaku UMKM di Kota Bandung terus berlomba-lomba membuat produk kerajinan yang berpihak kepada lingkungan. Salah satunya dilakukan T&T Pernik Craft yang berasal dari Ujungberung, Kota Bandung.

Owner T&T Pernik Craft Teti Herlina mengatakan produk fesyen aksesoris yang dibuatnya berbahan baku kulit hewan dengan warna alami atau ecoprint tanpa bahan kimia berbahaya. Hasilnya, kulit itu menjadi memiliki motif seperti batik.

"Mirip batik, tapi bukan batik. Cetakannya dari daun dan pewarnanya itu dari daun, kulit pohon, meminimalisir gunakan bahan kimia," kata Teti dalam kegiatan Ecotourism Summit 2023 yang digelar Kemenparekraf RI di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023).

Teti mengungkapkan, usaha kulit ecoprint yang dibuatnya sudah berjalan empat tahun. Kulit yang digunkan di antaranya kulit sapi, domba dan kambing.

"Kulit yang sudah diproses atau white blue, kulit baru yang belum diberi pewarna sama sekali," ungkapnya.

Disinggung alasan mengapa memilih ecoprint, Teti menyebut di balik keunikannya, produk yang dibuatnya harus ramah lingkungan.

"Nomor satu unik, nggak ada bahan kimia. Kalau dibilang nggak ada banget, ada sedikit, tapi kimianya yang ramah lingkungan, sekitar 0,5 persen," tuturnya.

Produk kerajinan T&T Pernik Craft.Produk kerajinan T&T Pernik Craft. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Produk kulit ecoprint yang diproduksi Teti selain dijadikan bahan setengah jadi, ada juga yang dibuat menjadi tas, dompet, gelang, topi, aksesori, gantungan kunci dan lainnya.

"Produknya dijual secara offline, sekarang lagi ada di Uniqlo, sebelumnya di Pasar Kreatif, dibawa ke luar kota juga, bisa datang studio ada di rumah di Ujungberung Indah," tuturnya.

Untuk harga produk yang dijual bervariatif, dari Rp 200 ribu sampai di atas Rp 1 juta. Selain di Bandung, ia kerap ikut pameran di luar kota seperti di Yogya/ Teti juga menjualnya secara langsung di tempat pameran dan menerima preorder (PO).

Karena UMKM-nya juga merupakan binaan Disdagin Kota Bandung dan Dekranasda Jabar, produk kulit ecoprint milik Teti juga diperkenalkan di luar negeri. "Barangnya sudah pernah dibawa Dekranasda ke Moskow, Jepang dan Malaysia," tambahnya.

Selain bahan baku yang harus ramah lingkungan, inovasi produk juga harus terus dilakukan Teti untuk memenuhi kebutuhan pasar. Teti mengakui, saat ini sudah banyak masyarakat yang melek dengan produk yang ramah lingkungan.

"Luar biasa, Kota Bandung tempatnya orang-orang kreatif, saya mengakui ya. Saya belajar ini otodidak, untuk ecoprint saya belajar secara online dan offline, guru saya ada yang dari Bali, dari Banten ada juga dari Yogyakarta," pungkasnya. (wip/orb)



Hide Ads