Budidaya Bawang Merah yang Makin Tenar di Juntinyuat Indramayu

Budidaya Bawang Merah yang Makin Tenar di Juntinyuat Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Selasa, 07 Feb 2023 07:20 WIB
Lahan pertanian bawang di Indramayu
Lahan pertanian bawang di Indramayu (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Selain tersohor sebagai lumbung padi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ini pun tidak pernah kehabisan stok petani yang memiliki kemampuan mengelola budidaya tanaman lainnya termasuk bawang merah.

Seperti pantauan detikJabar di persawahan desa Juntiweden, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Puluhan hektare lahan terhampar tanaman bawang merah yang tersebar di beberapa titik.

Awalnya, mayoritas petani di wilayah Kecamatan Juntinyuat ini hanya mengandalkan pertanian tanaman padi dengan beberapa diantaranya mengelola budidaya tanaman palawija. Namun, seiring waktu, mulai marak tumbuh pengelolaan budidaya bawang merah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Kecamatan Juntinyuat ada sekitar 20-an petani yang membudidaya bawang merah. Tapi tersebar di lahan beberapa desa," kata Pamong Desa Juntikebon, Casmanto, Senin (6/2/2023).

Diceritakan Hariyanto (27) salah seorang petani bawang merah di gubuk tepi kebun, bahwa budidaya tanaman bawang merah di Juntinyuat dimulai sekitar 10 tahun lalu. Cerita itu bermula dari seorang warga Brebes, Jawa Tengah yang bekerja di wilayah Juntinyuat.

ADVERTISEMENT

"Ada sekitar 10 tahun silam di wilayah junti mulai marak tanaman bawang," kata Hari.

Kala itu, Hernawan warga Brebes datang ke Indramayu untuk membantu seorang petani membudidayakan bawang merah. Lahan garapan pertanian bawang merah ketika itu belum cukup luas.

Singkatnya, pembudidayaan bawang merah yang dilakukan Hernawan terbilang sukses. Predikat petani Brebes yang keceluk mahir mengelola bawang merah pun dibuktikan Hernawan.

Selain kualitas bawang yang bagus. Hasil panen yang didapat pun cukup banyak. Sehingga, pertanian bawang merah mulai dilirik oleh petani di Juntinyuat lainnya.

"Terus panen kebetulan harga lagi bagus akhirnya banyak yang tertarik kayak orang yang punya modal umumnya mulai beralih ke bawang merah," jelas Hari.

Dikatakan Hari, rata-rata petani bawang merah di Juntinyuat ini hanya seluas 150 bata sampai 300 bata. Mereka tetap memperioritaskan tanaman padi.

Lahan di Juntinyuat yang tergolong daerah dataran rendah yang berada di pesisir laut ini dinilai cukup layak untuk membudidaya bawang merah. Terlebih, kondisi pengairan yang lancar membuat proses budidaya bawang merah cenderung lebih ringan.

Meski budidaya bawang merah di Juntinyuat ini mulai meluas. Namun, persoalan harga jual tinggi baru dinikmati petani selama dua tahun belakangan ketika pandemi lalu.

"Harga bagus baru 2 tahun belakangan, kalau sebelumnya harga relatif rendah," ujar Hari.

"Namun untuk kualitas bawang tetap bagus karena lahan tidak pernah kebanjiran di musim hujan, pembuangan air juga lancar," tegas Hari.

(yum/yum)


Hide Ads