Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang terjadi Senin (21/11/2022) lalu, membuat aktivitas ekonomi di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, lesu. Bahkan diperkirakan tingkat pembelian berpotensi terus menurun hingga beberapa pekan ke depan.
Salah seorang pedagang di Pasar Induk Pasirhayam, Joni Muhtar mengatakan, pada tiga hari pertama pascagempa bumi terjadi lonjakan pembelian terutama untuk mie instan. Bahkan dalam tiga hari bisa terjual 2.000 karton mie. "Untuk tiga hari pertama memang tinggi pembelian, biasanya saya dalam dua pekan habis 4.000 karton tapi selama tiga hari yakni Rabu, Kamis, dan Jumat pekan kemarin sampai terjual 2.000 karton mie," kata dia, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Aksi Baik untuk Cianjur Bangkit |
Namun setelahnya penjualan kembali seperti biasa bahkan cenderung mengalami penurunan. Pada siang hari hingga sore yang biasanya masih banyak pembeli, kini sepi. "Jadi kemarin ramenya karena banyak yang beli untuk kebutuhan donasi. Pembeli yang biasa datang mah tidak ada, terlihat sekarang kan sepi pasar. Karena kebanyakan yang beli itu wilayah utara yang sekarang terdampak bencana," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan menurut Joni, kemungkinan beberapa pekan ke depan tingkat pembelian akan semakin anjlok. "Karena kan orang masih fokus berbenah rumah, warung kecil yang belanjanya ke sini juga banyak yang terdampak. Ditambah lagi, stok pangan seperti mie dan kebutuhan lainnya sekarang kan banyak di posko pengungsian. Jadi kemungkinan pasar akan sepi," ucap dia.
Kepala UPTD Pasar Induk Pasirhayam Doni Tri Wibowo mengatakan, beberapa pedagang memang mengalami kenaikan pendapatan pada beberapa hari pascagempa. "Kan ada pedagang yang masih berjualan dan tidak, yang jualan itu dapat keuntungan. Penjualan mereka naik sekitar 3 kali lipat. Itu pun khusus untuk beberapa komoditas, seperti beras, telur, dan mie instan, selebihnya sepi pembeli," kata dia.
Namun secara kondisi keseluruhan, tingkat kunjungan hingga pembelian di pasar anjlok akibat gempa. "Kalau berbicara secara kumulatif, perputaran ekonomi, kunjungan pembeli, dan aktivitas ekonomi tentunya menurun akibat bencana ini," ucap dia.
Doni menyebut jika kunjungan pembeli saat ini turun dari yang semula 4.000 orang per hari menjadi hanya 1.000 hingga 2.000 orang per hari. Selain itu, ada 300 pedagang kelontong dan sayur tidak berjualan. Pasalnya para penjual tersebut rata-rata merupakan warga Kecamatan Cugenang yang terdampak bencana, sehingga tidak berjualan.
"Dampak gempa memang cukup besar untuk aktivitas perdagangan. Apalagi saat hari pertama dan kedua aktivitas di pasar sepi. Sekarang sudah mulai naik, tapi tetap saja lesu dibandingkan biasanya," kata dia.
Doni memperkirakan aktivitas ekonomi di pasar kembali normal pada pekan keempat hingga sebulan pascagempa. "Kembali naik di pekan keempat, tapi mungkin tidak seperti awal. Pembeli kemungkinan banyak dari wilayah perkotaan dan selatan, karena yang Cianjur utara masih terdampak," katanya.
(iqk/iqk)