"Penerapan kebijakan ini kalau kerugian saya kira tidak ada, hanya saja sumber daya manusia masyarakat tidak semua mengenal teknologi, apalagi di daerah seperti Ciamis," ujar Earli Tatang Aceng Kendar, Pengelola SPBU di Ciamis, Selasa (28/6/2022).
Earli mengaku belum mengetahui pasti penerapan penggunaan MyPertamina saat membeli Pertalite dan Biosolar di SPBU. Namun ia memprediksi akan ada gejolak masyarakat, terutama yang belum siap dengan teknologi atau digitalisasi.
"Hanya pada saat pelaksanaannya itu, gejolak masyarakat pasti ada, antrean pasti ada. Apalagi pada saat konsumen yang tidak siap dengan teknologi itu sendiri. Mau tidak mau harus dilayani sedangkan di belakangnya juga sudah ada antrean," ungkapnya.
Menurut Earli penerapan digitalisasi di daerah belum betul-betul berjalan, berbeda dengan kota besar. Hanya saja Ciamis saat ini terpilih menjadi salah satu daerah yang harus menerapkan kebijakan tersebut.
"Belum tahu seperti apa, apa akan berjalan tertib atau tidak. Tanggal 1 Juli 2022 itu dimulainya," ucapnya.
Tak hanya itu, kendala lain dalam penerapan pembelian Pertalite wajib pakai MyPertamina menurut Earli adalah jaringan internet. Terkait hal itu, fasilitas penunjang harus betul-betul disiapkan.
Menurut Informasi yang didapat pihak SPBU, masyarakat yang tidak bisa menggunakan smartphone untuk scan barcode akan disediakan tempat khusus nanti akan dilayani.
"Memang tujuannya bagus agar Pertalite dan Biosolar bersubsidi ini tepat sasaran," ujarnya. (mso/mso)