Harga Daging Sapi-Ayam di Pasar Rebo Masih Tinggi, Sayuran Mulai Normal

Kabupaten Purwakarta

Harga Daging Sapi-Ayam di Pasar Rebo Masih Tinggi, Sayuran Mulai Normal

Siti Fatimah, Dian Firmansyah - detikJabar
Minggu, 03 Apr 2022 14:07 WIB
Pedagang daging ayam di Pasar Rebo Purwakarta.
Pedagang daging ayam di Pasar Rebo Purwakarta (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar).
Purwakarta -

Harga daging sapi dan ayam di Pasar Rebo Purwakarta masih terpantau tinggi. Saat ini harga daging sapi bertahan di Rp 150 ribu per kilogram sementara daging ayam potong Rp 42 ribu per kilogram.

Menurut para pedagang harga daging tidak mengalami penurunan di hari pertama Ramadan, karena permintaannya masih cukup tinggi. Sementara pasokan atau stok daging tidak terlalu banyak.

"Sekilo masih Rp 40-Rp 42 ribu per kilo, sekarang kan puasa permintaan masih tinggi, pasokannya berkurang mau hari raya, jadi ini pasokannya kurang," ujar Andri, salah seorang pedagang daging ayam ditemui detikJabar di kiosnya, Minggu (3/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan harga sayuran, mayoritas harga sayuran alami penurunan yang signifikan. Penurunan tertinggi terjadi pada harga cabai rawit merah, saat ini pedagang menjual Rp 50 ribu per kilogramnya. Padahal sebelum memasuki bulan Ramadan harganya sangat pedas yakni Rp 80 ribu per kilogram.

Disusul harga cabai merah dari harga Rp 70 ribu per kilogramnya kini Rp 50 ribu per kilogramnya, cabai hijau dari Rp 30 ribu per kilogramnya menjadi Rp 20 ribu per kilogramnya, bawang merah dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 30 ribu per kilogram, dan harga tomat dari Rp 15 menjadi 5 ribu per kilogramnya.

ADVERTISEMENT

Pedagang mengaku kembali stabilnya harga dikarenakan stok sayuran aman, tidak ada faktor yang memperburuk hasil para petani. Namun, diakui jika sebelum Ramadan harganya melambung.

"Sekarang terbilang normal tidak ada kenaikan stabil, memang dari harga sebelum puasa ada kenaikan. mungkin stok barang stabil sama enggak terdampak sama hujan faktor cuaca," kata Ayi pedagang sayuran.

Migor Curah di Sukabumi Langka

Minyak goreng kemasan melimpah sejak pemerintah mencabut subsidi. Kondisi itu berbanding terbalik dengan minyak goreng curah yang hilang setelah penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 ribu/kilogram.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Ayi Jamiat mengakui hal itu. Dia mengatakan, pihaknya sudah mengajukan operasi pasar minyak bagi pedagang migor curah namun belum teralisasi.

"Sampai saat ini kita sudah mengajukan ke pusat untuk Operasi Pasar Murah (OPM) cuman memang yang terjadi harga dibatasi pemerintah, barang jadi nggak ada. Kendalanya nggak ada pengiriman dari produsen, kemarin saya tanya ke agen itu ada PD Jujur baru dikirim sekali, sekarang sudah habis terjual," ungkap Ayi, Minggu (3/4/2022).

Lebih lanjut, pihaknya intens melakukan koordinasi dengan pihak terkait khususnya Pemprov Jabar dan Kementerian Perdagangan. Hasilnya, wilayah Sukabumi harus menunggu giliran untuk mendapatkan OPM minyak goreng curah.

"Jadi untuk OPM ini bergilir kabupaten kota semua. Cuman sebenarnya pendistribusian dari kontributor itu sudah jalan seperti ke (Perusahaan Daerah) Jujur itu sudah masuk tapi jarang. Biasanya seminggu sekali sekarang dua minggu sekali," paparnya.

Dia mengungkapkan, tak sepenuhnya migor curah hilang. Ada beberapa pedagang yang masih menjual hanya harganya tinggi.

"Ada stok cuman harganya di luar HET, harga Rp 18 ribu, Rp 19 ribu bahkan ada yang Rp 20 ribu. Saya ke pembeli lebih baik kemasan Rp 24 ribu dan sehat. Padahal kita udah imbau sesuai HET," imbuhnya.

"Kita sudah mendaftar OPM cuman belum ada kepastian waktu. Saya minta 18 ton per minggu karena kebutuhan kita segitu. Nanti pedagang nggak dibatasi belinya berapa karena OPM migor curah sasarannya ke pedagang bukan masyarakat (pembeli)," pungkasnya.

(mso/ors)


Hide Ads