Opsi Alih Kelola di Tengah Kondisi 'Sakit' RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 04 Agu 2025 19:30 WIB
Salah satu sudut RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar).
Tasikmalaya -

Direktur RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Budi Tirmadi angkat bicara terkait wacana alih kelola rumah sakit oleh Pemprov Jawa Barat.

Budi mengakui, pihaknya tengah dirundung beragam persoalan, mulai dari pasokan obat yang tersendat akibat tak bisa membayar utang ke distributor hingga persoalan sarana prasarana yang sudah rusak atau tak layak.

Banyaknya persoalan ini seolah membuat rumah sakit ini sedang dalam keadaan sakit.

Terkait wacana alih kelola oleh Pemprov Jawa Barat, Budi mengaku, menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkot Tasikmalaya, sebagai pemilik dari rumah sakit tersebut.

"Keputusannya mutlak ada di pimpinan daerah, karena rumah sakit ini secara kepemilikan adalah milik Pemkot Tasikmalaya. Jadi keputusannya ada di pimpinan," kata Budi Tirmadi, usai rapat dengar pendapat di DPRD Kota Tasikmalaya, Senin (4/8/2025).

Budi menjelaskan, wacana alih kelolah yang dilambungkan oleh para tenaga kesehatan RSUD dr Soekardjo ini merupakan cerminan dari keinginan mereka memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Tapi pada kenyataannya mereka dihadapkan kepada berbagai kendala. Obat tak ada hingga peralatan yang sudah rusak.

"Jadi ini adalah sebagai ungkapan bahwa mereka ini sebenarnya memang tulus ingin membantu, memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tapi sering kali memang dalam pelaksanaan di lapangan ada kendala-kendala yang muncul," kata Budi.

"Mungkin dikaitkan dengan obat tidak ada, alat kesehatan yang kurang, mungkin alat kesehatan ada yang rusak, atau mungkin kondisi ruangan kurang representatif. Intinya bahwa ketika mereka ingin memberikan yang terbaik, ini juga didukung oleh sarana parasarana yang memadai," imbuh Budi.

Terkait apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki situasi ini, Budi mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Tapi hal itu tetap membutuhkan dukungan anggaran.

RSUD dr Soekardjo butuh anggaran untuk melunasi utang ke distributor obat serta anggaran untuk memperbaiki peralatan dan infrastruktur rumah sakit.

Di sisi lain Budi juga mengakui, bahwa pendapatan RSUD dr Soekardjo kian menurun, menyusul penurunan tingkat kunjungan pasien. Padahal beban rutin rumah sakit ini cukup banyak, mulai membayar gaji pegawai non ASN hingga beban lainnya.

"Ya tentunya kita memperbaiki sesuai dengan kemampuan ya, dengan kondisi keuangan BLUD. Seperti obat harus ada, ya berarti kita harus membayar utang-utang ke distributor obat, sekemampuan kita," kata Budi.

Simak Video "Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG"


(mso/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork