Pelayanan rawat jalan di RSUD dr Soekardjo sejak beberapa tahun terakhir tak berjalan optimal. Hal itu menyusul mangkraknya pembangunan atau renovasi gedung poliklinik di rumah sakit milik Pemkot Tasikmalaya.
Sudah sekitar 4 tahun pembangunan gedung poliklinik rumah sakit tersebut tak diselesaikan. Selama itu pula pelayanan poliklinik tak layak. Karena pasien rawat jalan dilayani di ruang-ruang pelayanan darurat.
Ruangan yang sebelumnya ruang rawat inap beralih fungsi menjadi poliklinik. Tak heran jika selasar ruangan dipenuhi oleh pasien yang antre. Antrean pasien poliklinik bahkan meluber hingga ke luar, sebagian tampak menanti di sekitar taman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan detikJabar, pembangunan gedung poliklinik RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya ini dimulai sejak tahun 2021 lalu. Di tahun itu Pemprov Jawa Barat mengucurkan anggaran bantuan sebesar Rp 30 miliar.
Namun, situasi pandemi COVID-19 yang terjadi kala itu, membuat pemerintah terpaksa melakukan pengalihan atau refocusing anggaran.
Sehingga dari semula Rp 30 miliar, anggaran pembangunan poliklinik itu dipangkas menjadi Rp 13 miliar.
Karena sudah kadung berjalan, proyek pembangunan ketika itu tetap dilanjutkan. Alhasil pembangunan hanya sampai kepada pembangunan konstruksi rangka beton.
Sejak saat itulah, pembangunan poliklinik tak ada kejelasan. Tahun 2022, 2023 sampai 2024, pemerintah tak menganggarkan kembali. Sehingga bangunan yang berada di muka kawasan RSUD dr Soekardjo itu dibiarkan mangkrak.
Di sisi lain, pelayanan rawat jalan pun akhirnya berlangsung dalam kondisi yang serba terbatas. Sangat jauh dari kata ideal sebuah pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Di medio tahun 2024, saat Kota Tasikmalaya dipimpin Pj Wali Kota Cheka Virgowansyah, pernah melayangkan surat agar Pemprov Jabar mau memberi anggaran untuk melanjutkan pembangunan poliklinik itu. Meski nyatanya, di tahun 2024 harapan itu tak terwujud.
Sementara opsi untuk membiayai pembangunan dari APBD Kota Tasikmalaya pun dianggap tak memungkinkan. Karena kemampuan APBD Kota Tasikmalaya dirasa tidak mampu melanjutkan proyek tersebut.
Saat itu Cheka memperkirakan kebutuhan dana untuk menyelesaikan poliklinik RSUD dr Soekardjo sekitar Rp 20 miliar.
Terlepas dari situasi itu, saat ini muncul setitik harapan dari Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi.
Saat berbincang dengan Wali Kota Tasikmalaya Terpilih Viman Alfarizi di kanal media sosialnya, Dedi Mulyadi menyatakan komitmen untuk merampungkan pembangunan mangkrak di Kota Tasikmalaya. Termasuk pembangunan poliklinik RSUD dr Soekardjo yang mangkrak.
"Ya sudahlah pembangunan yang belum selesai, stadion, jalan, rumah sakit, semuanya akan kami tuntaskan dengan cara mengefisienkan anggaran belanja provinsi, terarah untuk kepentingan pembangunan, bukan untuk kepentingan jalan-jalan," kata Dedi Mulyadi.
(mso/mso)