Suara sirene ambulans yang mengaung di Jalan Parungkuda-Cibadak, Kabupaten Sukabumi pada Selasa (1/4) menarik perhatian anggota kepolisian yang sedang bertugas mengatur lalu lintas. Saat diberhentikan, dari dalam ambulans tersebut ditemukan banyak orang yang sehat walafiat. Polisi kemudian melakukan pemeriksaan dan menduga ambulans itu digunakan warga untuk berwisata.
"Saat itu lagi padat di exit Tol Parung Kuda. Ambulans itu melambung ke kanan menggunakan sirene dan rotator. Kami langsung menghentikannya untuk pemeriksaan," ujar Ipda M. Yanuar Fajar, Kanit Gakkum Sat Lantas Polres.
"Mereka mengaku ingin menjenguk ke rumah sakit di Sekarwangi, namun dari penampilan dan barang bawaan mereka, jelas mereka sebenarnya berencana untuk berwisata," sambungnya
Terlihat ambulans tersebut diketahui merupakan milik Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda. Mendengar hal itu, Camat Parungkuda Kurnia telah meminta sopir ambulans untuk putar balik. Dia juga mengaku geram dengan hal tersebut.
"Saya perintahkan mereka untuk memutar balik saja. Saya tak ingin ambulans itu terus beroperasi keluar. Saya langsung berkomunikasi dengan pimpinan mereka. Saya sangat marah. Ada rasa malu juga karena ini terjadi di wilayah kita," kata Kurnia.
Namun Kepala Desa Kompa Yulianti membantah jika ambulans desa digunakan untuk wisata. Menurut dia, ambulans untuk dipakai untuk mengantar warga tidak mampu menjenguk keluarga di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
"Setelah kami klarifikasi, ternyata ambulans tersebut tidak dipakai untuk wisata, melainkan mengantar warga kami yang tidak mampu ke lapas untuk menjenguk keluarganya," jelas Yulianti.
Kendati begitu, Yulianti tetap memberikan sanksi tegas kepada sopir ambulans agar peristiwa serupa tidak terulang. Dia juga meminta maaf jika ambulans yang digunakan warga akhirnya membuat gaduh suasana.
"Kami sudah menindak tegas sopir ambulans agar ke depan tidak terulang lagi," ujarnya.
Yulianti menegaskan, warga terpaksa menggunakan ambulans karena tidak memiliki uang untuk ongkos transportasi umum ke lapas.
"Niat sopir ambulans sebenarnya baik, ingin mengantar karena si ibu itu tidak punya ongkos ke lapas. Tapi niat baik memang tidak selalu diterima baik jika caranya salah. Salahnya itu karena sirene dibunyikan dan ambulans menyalip dalam kondisi macet," kata Yulianti.
Dalam videonya ketika berbincang dengan sopir ambulans bernama Yuyu, Yulianti menanyakan langsung alasan menggunakan mobil ambulans desa tanpa sepengetahuan dirinya.
"Mang Yuyu, kenapa tidak bilang ke saya?" tanya Yulianti. Hanya saja, jawaban sopir terkait pertanyaan Yulianti itu tidak terdengar dengan jelas di video.
(bba/iqk)