Sebuah ambulans yang melintas di ruas Jalan Parungkuda-Cibadak, Kabupaten Sukabumi, pada hari kedua Lebaran, Selasa (1/4/2025), dihentikan oleh polisi karena dicurigai digunakan tidak sesuai peruntukannya.
Insiden ini menimbulkan kehebohan di masyarakat dan menjadi perbincangan setelah video penertiban ambulans itu beredar luas di media sosial.
Berikut fakta-fakta yang dihimpun detikJabar terkait insiden ambulans Desa Kompa yang dihentikan polisi saat arus mudik Lebaran :
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ambulans Desa Kompa Dihentikan Polisi Saat Arus Padat
Ambulans tersebut dihentikan oleh Satlantas Polres Sukabumi saat melaju di jalur padat exit Tol Parungkuda menuju Cibadak sambil menyalakan sirene dan rotator.
Ipda M. Yanuar Fajar, Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, mengatakan ambulans tersebut tampak mencurigakan karena tidak membawa pasien.
"Saat itu lagi padat di exit Tol Parung Kuda. Ambulans itu melambung ke kanan menggunakan sirine dan rotator. Kami langsung menghentikannya untuk pemeriksaan," kata Fajar kepada detikJabar.
Hasil pemeriksaan menunjukkan ambulans tersebut bukan digunakan untuk keadaan darurat, melainkan membawa sejumlah warga yang mengaku hendak menjenguk ke rumah sakit, namun dicurigai justru akan berwisata.
2. Camat Parungkuda Kecewa Berat hingga Perintahkan Ambulans Diputarbalik
Camat Parungkuda, Kurnia, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah mengetahui informasi ambulans tersebut dari rekaman video.
"Ketika staf saya memberitahu dan saya lihat sendiri di rekaman video yang ditunjukkan oleh Pak Wakapolsek di exit tol, saya langsung bertindak," ujar Kurnia.
Camat langsung memerintahkan agar ambulans diputar balik dan meminta pertanggungjawaban sopir.
"Saya perintahkan mereka untuk memutar balik saja. Saya sangat marah, ada rasa malu juga karena ini terjadi di wilayah kita," katanya.
3. Sopir Ternyata Sopir Resmi dan Rutin Mengemudikan Ambulans
Camat Kurnia juga menyebut sopir ambulans adalah sopir resmi yang sudah rutin mengemudikan ambulans desa.
"Duh, parah pisan, kalau orang lain yang bukan sopir biasa mungkin masih bisa dimaklumi, tapi ini sopir rutin yang membawa. Ini yang membuat saya sangat kecewa," ungkap Kurnia.
Camat pun mengambil langkah preventif dengan melarang seluruh ambulans desa keluar garasi kecuali untuk keperluan darurat selama periode Lebaran.
"Saya telah memerintahkan Kasi Trantib Kecamatan untuk menyebarkan imbauan ke semua kepala desa," katanya.
4. Kepala Desa Kompa: Tujuan Ambulans Bukan untuk Wisata
Kepala Desa Kompa, Yulianti, buka suara dan memberikan klarifikasi bahwa ambulans itu bukan digunakan untuk wisata, tetapi untuk mengantar warga tidak mampu yang ingin menjenguk keluarganya di Lapas.
"Setelah kami klarifikasi, ternyata ambulans tersebut tidak dipakai untuk wisata, melainkan mengantar warga kami yang tidak mampu ke lapas untuk menjenguk keluarganya," kata Yulianti.
Meski begitu, Yulianti tetap menyayangkan aksi sopir ambulans yang menggunakan sirene dan rotator tanpa izin.
5. Sopir Ambulans dan Warga Akui Tidak Berniat Wisata
Dalam video klarifikasi, warga yang dibawa ambulans mengaku hanya ingin menjenguk anaknya di Lapas, bukan untuk berwisata ke Palabuhanratu seperti dugaan awal.
"Mau apa ke Pelabuhanratu, mau ke Lapas, mau lihat anak," jawab warga dalam video percakapan bersama Yulianti.
Sang sopir ambulans pun mengakui kesalahannya karena menggunakan ambulans tanpa izin resmi dari kepala desa.
"Saya sopir ambulans Desa Kompa, memohon maaf kepada Pemerintah Desa Kompa dan Ibu Lurah karena saya berangkat tanpa izin mengantar warga ke Lapas," ujar sopir dalam video.
6. Yulianti Beri Sanksi Tegas ke Sopir
Yulianti menegaskan bahwa meski niat sopir dinilai baik, tindakan tersebut tetap salah karena melanggar aturan.
"Kami sudah menindak tegas sopir ambulans agar ke depan tidak terulang lagi," ujarnya.
Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar ke depan ambulans hanya digunakan sesuai peruntukannya.
"Niat baik memang tidak selalu diterima baik jika caranya salah. Salahnya itu karena sirine dibunyikan dan ambulans menyalip dalam kondisi macet," ucap Yulianti.
(sya/yum)