Bahaya Mengerikan dari Tidur Tak Nyenyak

Kabar Internasional

Bahaya Mengerikan dari Tidur Tak Nyenyak

Nafilah Sri Sagita K - detikJabar
Jumat, 04 Apr 2025 23:30 WIB
Ilustrasi Wanita Tidur Sendiri
Ilustrasi (Foto: iStock)
Jakarta -

Kunci hidup sehat salah satunya memiliki pola tidur yang baik. Jangan sampai pola tidur berantakan hingga tak nyenyak yang bisa menimbulkan marabahaya.

Melansir detikHealth, belakangan muncul studi yang menggali soal kebiasaan tidur berkaitan dengan kerusakan otak, salah satunya memicu penyakit alzheimer.

Alzheimer sendiri merupakan masalah pada otak yang memicu penurunan daya ingat, berpikir dan perilaku. Penyakit ini biasanya muncul pada seseorang yang memiliki pola tidur berantakan seperti jarang tidur nyenyak hingga jam tidurnya tak ideal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menemukan volume bagian otak yang disebut daerah parietal inferior menyusut pada orang dengan jumlah tidur sedikit dan REM yang tidak memadai," kata penulis utama studi Gawon Cho, seorang rekanan pascadoktoral dalam pengobatan internal di Yale School of Medicine di New Haven, Connecticut.

"Bagian otak itu mensintesis informasi sensorik, termasuk informasi visuospasial, jadi masuk akal jika bagian itu menunjukkan neurodegenerasi di awal penyakit," katanya menambahkan.

ADVERTISEMENT

Salah satu yang dibahas yakni Rapid Eye Movement atau REM yang merupakan fase terakhir dan terdalam dari tidur atau disebut juga tidur bermimpi.

Saat memasuki fase ini, pernapasan menjadi lebih cepat, tidak teratur dan dangkal. Tak hanya itu, mata juga akan bergerak ke segala arah dengan cepat. Hal ini memicu aktivitas otak dan detak jantung yang meningkat serta tekanan darah naik dan ereksi pada pria.

dr Richrad Issacson salah seorang ahli saraf preventif salah satu klinik pencegahan Alcheimer mengungkapkan pengalaman klinsinya dalam merawat orang dewasa berisiki alzheimer.

"Kami juga menemukan metrik tidur pada tidur yang lebih nyenyak, memprediksi fungsi kognitif, jadi antara itu ditambah volume otak, amat nyata," kata Issacson, Direktur Penelitian di Institute for Neurodegenerative Diseases di Florida.

Otak Selama Tidur Nyenyak

Tidur nyenyak dibutuhkan. Sebab dalam tidur nyenyak, otak akan mengeluarkan racun dan sel-sel mati sambil memperbaiki dan memulihkan tubuh untuk hari berikutnya. Sementara ketika bermimpi, otak sibuk memproses emosi.

Sehingga masuk akal jika mendapatkan tidur nyenyak dan berkualitas jadi kunci kemampuan otak untuk terus berfungsi.

Orang dewasa membutuhkan sekitar tujuh hingga delapan jam tidur agar sehat, sementara remaja dan anak-anak yang lebih muda membutuhkan tambahan jam lebih banyak. Namun, data menunjukkan lebih dari 1 dari 3 orang dewasa AS tidak cukup tidur, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Para ahli mengatakan kebanyakan orang dewasa harus menghabiskan antara 20 persen dan 25 persen malam mereka untuk tidur nyenyak. Orang dewasa yang lebih tua membutuhkan lebih sedikit, sementara bayi membutuhkan lebih banyak. Pada kenyataannya, bayi dapat menghabiskan sekitar 50 persen tidur mereka dalam REM.

"Tahap tidur yang lebih dalam berkurang seiring bertambahnya usia," kata Cho.

Tidur nyenyak cenderung datang segera setelah kita tertidur, sementara tidur REM muncul di kemudian hari, menjelang pagi. Oleh karena itu, jika tidur larut malam dan bangun pagi, mengurangi peluang untuk menghabiskan cukup waktu dalam satu atau kedua tahap tersebut.

"Semakin banyak waktu di tempat tidur, semakin banyak seseorang tidur, dan secara umum, semakin lama seseorang tidur, semakin banyak REM dan tidur nyenyak yang akan mereka dapatkan," kata Isaacson.

Artikel ini sudah tayang di detikHealth




(naf/dir)


Hide Ads