Kobaran api yang cepat membesar membuat petugas pemadam kebakaran harus berjibaku selama belasan jam untuk mengendalikan situasi. Kebakaran juga membuat sejumlah petugas mengalami luka bakar.
Baca juga: Mi Instan yang Beda dari Tukang Soto 'Gila' |
Upaya pemadaman dilakukan dengan mengerahkan 12 mobil pemadam. Bahkan pihak Disdamkar Kabupaten Bandung harus meminta bantuan penanganan dari Kota Bandung untuk menjinakkannya si jago merah.
"Total mobil ada 11 unit. Sembilan unit pancar, dua unit rescue. Ditambah satu nanti dari Kota Bandung. Jadi total 12 unit," ujar Kadisdamkar Kabupaten Bandung Iman Irianto Sudjana di lokasi kejadian, Kamis (30/1/2025) malam.
Kebakaran itu diketahui terjadi sore hari. Adapun lokasi kebakaran merupakan kawasan industri dimana pabrik berdiri saling berdekatan.
Dalam menangani kebakaran besar ini, semua petugas pemadam di Kabupaten Bandung dikerahkan ke lokasi kejadian. Iman menuturkan, material yang terbakar merupakan pabrik. Pabrik lem, kain dan benang.
"Ini ada tiga pabrik ya (terbakar). Di belakang kita ini ada tiga pabrik yang justru berbahan material mudah untuk terbakar bahkan untuk perambatan yang satu ada yang berbahan material lem, tiner, plastik dan juga kain benang kain semuanya," jelasnya.
Menurutnya, petugas mengalami kendala karena jauhnya sumber air dari lokasi kejadian dan hidran air di pabrik yang terbakar tidak berfungsi. Selain itu, kencangnya angin juga membuat api mudah merembet.
"Anginnya kenceng sekali nih. Kita mencegah supaya tidak merambat ke bangunan-bangunan pabrik lainnya. Jadi banyak sekali pabrik," jelasnya.
Usai berjibaku selama 13 jam, petugas akhirnya bisa memadamkan api pada Jumat (31/1) pagi. Pemadaman dilakukan setelah 3 mobil pemadam tambahan dikerahkan ke lokasi.
"Api padam secara resmi saya nyatakan selesai pada pukul 05.36 WIB (Jumat, 31 Januari 2025). Total hampir 13 jam proses pemadaman," ujar Iman.
"Data awal kan 12 unit mobil. Kemudian ada tambahan lagi dari Kota Cimahi dan Kota Bandung. Total 15 unit," sambungnya.
Meski berhasil memadamkan api, namun penyebab kebakaran belum bisa diketahui. Beruntung dalam kejadian ini, tidak ada korban jiwa meski seorang petugas mengalami luka bakar ringan.
"Alhamdulillah nggak ada korban jiwa. Cuma kemarin yang saya khawatir adalah masyarakat yang membeludak menonton proses pemadaman. Terus karyawan pabrik juga banyak yang ikut menonton," ucapnya.
"Memang pabrik itu bukan pabrik besar yang memiliki shift-shift. Pabrik tersebut relatif sore sudah pada pulang. Jadi pas kejadian pun kondisinya memang sudah pulang tinggal security," kata Iman.
Iman juga menyayangkan tidak berfungsinya hidran di pabrik yang terbakar. Padahal seharusnya, pabrik memiliki proteksi kebakaran sendiri.
"Seharusnya sekelas pabrik-pabrik gitu punya bukan lagi apar (alat pemadam api ringan), tapi hydrant. Jadi hydrant harus sesuai dengan proteksi kebakaran gedung atau bangunan. Terus kendala ketiga, angin kencang sekali. Jadi kami agak sulit pemadam," pungkasnya.
(bba/mso)