Jakarta diguyur hujan saat perayaan Imlek 2025, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. Lantas kenapa setiap Imlek selalu hujan?
Mengutip dari detikNews, Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, sekitar 2.000 warga harus mengungsi akibat bencana ini. "Pengungsi tersebar di beberapa titik," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan, dilansir Antara, Rabu (29/1/2025).
Fenomena hujan yang turun saat Imlek bukanlah hal baru. Hampir setiap tahun, perayaan Tahun Baru Cina selalu diiringi oleh turunnya hujan. Lalu, apa penyebabnya? Berikut penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan Selalu Turun Saat Imlek
Hari Raya Imlek biasanya jatuh pada akhir Januari atau awal Februari. Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), periode ini bertepatan dengan puncak musim hujan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek. Hal inilah yang menyebabkan hujan hampir selalu turun saat perayaan Imlek.
Beberapa faktor utama yang memengaruhi curah hujan tinggi di periode ini antara lain:
- Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.
- Madden Julian Oscillation (MJO) yang diperkirakan mulai aktif kembali di sekitar Samudra Hindia barat Sumatra pada akhir Januari.
- Pola konvergensi (perlambatan angin) di wilayah barat Jawa yang berkontribusi pada pembentukan awan hujan.
Kepercayaan Masyarakat Tionghoa soal Hujan Saat Imlek
Bagi masyarakat Tionghoa, hujan saat Imlek memiliki makna khusus. Dilansir dari ABC, mereka percaya bahwa hujan yang turun di awal tahun baru merupakan pertanda keberuntungan, berkah, dan kemakmuran.
Semakin deras hujan yang turun, semakin besar pula keberuntungan yang dipercaya akan datang. Oleh karena itu, hujan saat Imlek dianggap sebagai tanda positif untuk mengawali Tahun Baru Cina.
Dengan kondisi cuaca yang selalu hujan di awal tahun, masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi banjir dan dampaknya. Tetap siaga dan persiapkan langkah mitigasi guna menghindari risiko yang lebih besar.
Artikel ini telah tayang di detikNews.
(kny/sud)