Setiap tahun, perayaan Tahun Baru Imlek sering kali diiringi dengan hujan di berbagai wilayah, terutama di Indonesia dan negara lain yang berada di belahan bumi bagian tropis. Fenomena ini bahkan menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat Tionghoa, yang menganggap hujan saat Imlek sebagai pertanda keberuntungan dan kemakmuran. Namun, secara ilmiah, mengapa hujan sering turun di momen Imlek?
Hujan Saat Imlek dalam Kepercayaan Tionghoa
Masyarakat Tionghoa memiliki pandangan positif terhadap hujan yang turun saat perayaan Imlek. Mereka percaya bahwa hujan adalah simbol berkah dan kemakmuran, karena air sangat penting dalam pertanian dan kehidupan.
Menurut kepercayaan ini, semakin deras hujan yang turun saat Imlek, maka semakin banyak keberuntungan dan rezeki yang akan datang di tahun tersebut. Kepercayaan ini selaras dengan filosofi Tiongkok kuno yang melihat air sebagai elemen kesejahteraan, terutama dalam ajaran Feng Shui, di mana air melambangkan arus rezeki yang mengalir tanpa henti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, di luar keyakinan budaya ini, ada penjelasan ilmiah yang menjelaskan mengapa hujan sering terjadi saat Imlek.
Faktor Ilmiah, Imlek Bertepatan dengan Musim Hujan
Secara meteorologis, hujan yang sering terjadi di sekitar perayaan Imlek bukanlah suatu kebetulan. Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG, Dr. Agie Wandala Putra, menjelaskan bahwa hujan saat Imlek berkaitan erat dengan pola cuaca dan musim yang sedang berlangsung di banyak negara, termasuk Indonesia.
Dalam kalender Masehi, Imlek biasanya jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari, yang bertepatan dengan puncak musim hujan di wilayah tropis, khususnya di Indonesia. Beberapa faktor utama yang menyebabkan hujan saat Imlek meliputi:
1. Pengaruh Monsun Asia
Monsun Asia adalah angin musiman yang membawa uap air dari Samudra Hindia ke daratan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Monsun ini mencapai puncaknya pada bulan Januari-Februari, bertepatan dengan perayaan Imlek.
Saat monsun aktif, udara lembap dari samudra bergerak ke daratan, menyebabkan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah. Hal inilah yang membuat perayaan Imlek sering kali berlangsung di tengah hujan.
2. Aktivitas Gelombang Tropis
Selain monsun, gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Kelvin juga berperan dalam meningkatkan curah hujan saat Imlek.
Madden-Julian Oscillation (MJO) adalah fenomena atmosfer yang membawa kelembapan tinggi ke wilayah tropis, memicu pembentukan awan hujan.
Gelombang Kelvin adalah pola angin yang bergerak ke timur dan sering memperkuat hujan musiman.
Jika salah satu atau kedua fenomena ini terjadi saat Imlek, kemungkinan hujan turun menjadi lebih besar.
3. Pemanasan Laut dan Uap Air
Suhu permukaan laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia meningkatkan penguapan, yang kemudian berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan. Pada bulan Januari-Februari, perairan di sekitar Indonesia masih cukup hangat, mendukung terjadinya hujan lebat.
Apakah Imlek Selalu Hujan?
Meskipun secara umum hujan sering terjadi saat Imlek, tidak semua wilayah mengalami hal yang sama. Cuaca selama Imlek bergantung pada lokasi geografis.
Di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Sumatra, perayaan Imlek hampir selalu ditemani hujan karena berada di wilayah yang dipengaruhi Monsun Asia.
Di wilayah timur Indonesia, seperti Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT), Imlek justru bisa jatuh di musim kemarau, sehingga kemungkinan hujan lebih rendah.
Di Tiongkok sendiri, cuaca saat Imlek bisa bervariasi, mulai dari hujan ringan hingga salju, tergantung pada wilayahnya.
Prediksi Cuaca Imlek 2025
Menurut BMKG, menjelang Imlek 2025 yang jatuh pada Rabu 29 Januari 2025 , banyak wilayah di Indonesia diperkirakan mengalami hujan. Seperti di Bandung misalnya, menurut laman BMKG, hari ini cuaca diprediksi berawan dan hujan ringan sepanjang hari.
Hujan saat perayaan Imlek bukanlah suatu kebetulan, melainkan dipengaruhi oleh faktor meteorologis seperti Monsun Asia, gelombang tropis, dan suhu permukaan laut yang hangat. Kepercayaan masyarakat Tionghoa yang menganggap hujan sebagai pertanda keberuntungan memiliki makna budaya yang kuat, meskipun secara ilmiah hujan lebih berkaitan dengan musim.
Bagi yang merayakan Imlek, hujan bisa menjadi berkah tersendiri, meskipun perlu persiapan ekstra untuk mengantisipasi kondisi cuaca. Jadi, apakah hujan saat Imlek tahun ini akan membawa keberuntungan bagi Anda? Gong Xi Fa Cai!
(tya/tey)