Kerugian Kebakaran Los Angeles Capai Rp 2.459 T

Kabar Internasional

Kerugian Kebakaran Los Angeles Capai Rp 2.459 T

Almadinah Putri Brilian - detikJabar
Jumat, 17 Jan 2025 00:30 WIB
Upaya pemadaman kebakaran di Los Angeles terus dilakukan. Tidak hanya dari darat, pemadaman juga dilakukan lewat udara dengan mengerahkan pesawat dan helikopter.
Kebakaran di Los Angeles. Foto: REUTERS/Ringo Chiu
Jakarta -

Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles, Amerika Serikat, meninggalkan luka mendalam bagi para warga di wilayah tersebut. Selain menghadapi trauma fisik, banyak dari mereka kehilangan tempat tinggal yang hangus dilalap api.

Mengutip dari detikPropert, bencana ini tidak hanya menghancurkan rumah-rumah penduduk, tetapi juga meluluhlantakkan berbagai fasilitas umum seperti sekolah, toko, restoran, hingga pusat bisnis. Menurut Alice C. Hill, seorang peneliti dari Council on Foreign Relations, dalam tulisannya berjudul After the Fires: How to Rebuild Los Angeles, potensi kerugian akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.459 triliun (kurs Rp 16.398).

Kini, meski titik-titik api mulai padam, Los Angeles dihadapkan pada tantangan besar untuk membangun kembali komunitas yang telah luluh lantak. Proses rekonstruksi ini bukanlah perkara mudah karena membutuhkan pendekatan yang inovatif dan menyeluruh. Salah satu pendekatan yang direkomendasikan adalah mengintegrasikan manajemen risiko kebakaran yang berfokus pada perubahan iklim sekaligus menciptakan komunitas yang lebih aman di masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendekatan Baru untuk Rekonstruksi

Los Angeles dapat menjadi percontohan dalam penerapan strategi pembangunan yang mempertimbangkan dampak perubahan iklim. Jika berhasil, metode ini berpotensi diadopsi oleh negara bagian lain di Amerika Serikat, mengingat ancaman kebakaran akibat perubahan iklim dapat terjadi di hampir seluruh wilayah.

Kebakaran hutan yang dipicu oleh perubahan iklim terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah peningkatan suhu bumi akibat pembakaran bahan bakar fosil, yang menyebabkan gelombang panas berkepanjangan, musim kemarau lebih lama, hilangnya unsur hara tanah, serta tanaman yang mengering. Contoh nyata dari fenomena ini terlihat di California bagian selatan pada Januari lalu. Setelah dua tahun diguyur hujan lebat yang menyuburkan tumbuhan, wilayah tersebut memasuki masa kekeringan, sehingga banyak tanaman yang mengering dan memicu risiko kebakaran.

ADVERTISEMENT

Faktor Penyebab dan Solusi

Faktor utama pemicu kebakaran biasanya berasal dari petir atau aktivitas manusia, namun perubahan iklim telah memperbesar risiko tersebut. Penelitian pada 2023 menunjukkan bahwa wilayah kebakaran di California meningkat hingga 320% dalam periode 1996 hingga 2021 akibat perubahan iklim. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut jika tidak ada langkah mitigasi yang serius.

Untuk mengatasi tantangan ini, Los Angeles harus meningkatkan kapasitas dalam pemadaman kebakaran, mengelola penggunaan lahan secara bijak, dan menerapkan praktik pembangunan yang tahan risiko. Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu menciptakan wilayah yang lebih aman bagi komunitas lokal.

Artikel ini telah tayang di detikProperti.

(abr/sud)


Hide Ads