Kebakaran hutan yang terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat meninggalkan banyak luka bagi para penghuni di area tersebut. Bagaimana tidak? Bukan hanya luka fisik yang didapat tetapi mereka juga kehilangan tempat tinggal yang dilahap api.
Selain rumah, gedung sekolah, toko, restoran, hingga pusat bisnis juga ludes terbakar. Menurut Peneliti dari Council on Foreign Relations Alice C. Hill, dalam tulisannya yang berjudul After the Fires: How to Rebuild Los Angeles, diperkirakan potensi kerugian dari kebakaran tersebut mencapai US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.459 triliun (kurs Rp 16.398).
Kini, titik-titik api sudah mulai padam. Los Angeles akan segera berbenah dalam upaya membangun kembali area yang sudah luluh lantak dimakan si jago merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, membangun kembali komunitas yang hancur karena kebakaran bukanlah perkara mudah. Perlu pendekatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam membangun kembali komunitas tersebut, yaitu mencakup adanya risiko kebakaran akibat perubahan iklim sembari membuat komunitas yang aman.
Los Angeles bisa menerapkan pendekatan itu terlebih dahulu sebagai percontohan. Ke depan, bukan tidak mungkin negara-negara bagian lainnya di Amerika Serikat menggunakan pendekatan itu. Sebab, kebakaran akibat perubahan iklim bisa terjadi di hampir setiap negara bagian di Amerika Serikat.
Kebakaran akibat perubahan iklim ini bisa terjadi karena naiknya suhu bumi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar minyak. Hal itu turut menyebabkan terjadinya gelombang panas berkepanjangan, musim kemarau yang lebih lama, menghilangkan unsur hara pada tanah, sampai tumbuhan yang mengering.
Kondisi itu seperti yang terjadi di California bagian selatan pada Januari ini. Setelah dua tahun diguyur hujan lebat yang menyuburkan tanaman, California bagian selatan memasuki masa kekeringan. Berbagai tumbuhan mulai kering sehingga rawan terjadi kebakaran.
Faktor utama penyebab kebakaran umumnya berasal dari petir atau aktivitas manusia lainnya, namun perubahan iklim memperbesar kemungkinan itu. Dari penelitian yang dilakukan pada 2023, wilayah kebakaran di California naik 320% dari tahun 1996 sampai 2021 karena perubahan iklim. Tren ini akan terus berlanjut ke depan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Los Angeles harus meningkatkan keterampilan dalam pemadaman api, penggunaan lahan, dan praktik pembangunan agar wilayah tersebut lebih aman.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/das)