Komitmen UPI dalam Edukasi Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas

Kabar Kampus

Komitmen UPI dalam Edukasi Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 13 Jan 2025 23:00 WIB
Cara UPI Manfaatkan Teknologi untuk Sosialiasi Kesehatan Kepada Difabel
Cara UPI Manfaatkan Teknologi untuk Sosialiasi Kesehatan Kepada Difabel. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas melalui penelitian dan pengabdian masyarakat.

Hal tersebut dilatarbelakangi banyaknya remaja dengan disabilitas yang rentan mengalami masalah kesehatan reproduksi, pelecehan seksual dan keterbatasan kognitif karena hambatan yang dimiliki. Hal itu harus dicegah dengan pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif.

Ketua Program Studi Pendidikan Khusus FIP UPI, dr. Riksma Nurahmi menjelaskan, sasaran dari program ini adalah guru, orang tua dan penyandang disabilitas. Adapun salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu pelatihan penggunaan media Augmented Reality (AR).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam pembelajaran pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual (PKRS) serta pendampingan penggunaan modul digital interaktif dalam pemahaman kesehatan reproduksi dan seksualitas pada anak autis," kata Riksma, Senin (13/1/2025)?

"Melalui media digital interaktif seperti Augmented Reality dan modul digital, pelatihan ini memberikan pendekatan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan anak autis," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Pelatihan tersebut telah diberikan untuk guru-guru di sekolah luar biasa (SLB) dan diharapkan guru bisa memberi penyampaian materi tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas secara visual dan interaktif kepada siswa berkebutuhan khusus dengan teknologi AR.

Kemudian pada metode pengabdian kepada masyarakat, dibuat pelatihan model In-On-In bagi guru sekolah luar biasa. Pelatihan ini dilakukan secara intensif di kampus lapangan dan evaluasi hasil untuk menyempurnakan strategi pembelajaran.

"Materi yang diajarkan meliputi anatomi organ tubuh manusia, perbedaan pubertas pada laki-laki dan perempuan, spektrum autistik, kesehatan reproduksi, pendidikan kesehatan reproduksi. Tujuan pelatihan ini adalah memberikan pemahaman guru mengenai pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas pada materi anatomi tubuh, pubertas dan kekerasan berbasis gender," paparnya.

Riksma menjelaskan, upaya tersebut merupakan bagian dari tanggungjawab UPI untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus serta memberikan aksesibilitas layanan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas bagi penyandang disabilitas.

"Program pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan menjadi langkah awal menuju implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang lebih baik dan inklusif di Indonesia," tandasnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads