Keterbatasan Rahadian Sakti Pradana dengan spektrum autistik tak menghalanginya meraih pendidikan tinggi. Setelah berjuang selama 2,5 tahun, Rahadian akhirnya lulus S2 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
"Kuliah, 2,5 tahun. Tidak mudah dan susah. Bikin tesis sekitar 1 tahun, kesulitannya dalam komunikasi dengan dosen pembimbing, tapi dosen pembimbing tetap bersabar," ungkap Rian, sapaan akrab Rahadian, saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (11/6/2026), dikutip Kamis (12/6/2025).
Rian mengatakan, jadi satu-satunya mahasiswa autistik yang menempuh S2 di UPI. Namun, dia bersyukur, support system mulai dari keluarga hingga lingkungan kampus sangat mendukungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada (mahasiswa autis lain), hanya saya sendiri. Tetap semangat alhamdulillah," tambah Rian.
Tesis Rian mengambil judul 'Dukungan Keluarga Terhadap Anak Autis'. Hal ini diinspirasi dari pengalamannya sendiri yang mendapatkan dukungan dari keluarga, terutama sang ibunda.
"Kenapa itu (judul tesisnya), karena Rahadian dapatkan itu dari ibu. Tesis selesai berkat dukungan orang tua dan keluarga," ungkapnya.
Akhirnya, Rian bersyukur melalui pendidikan S2 yang purna dengan wisuda.
"Alhamdulillah, menarik sekali, prosesi wisudanya lancar dan khusus," kata Rian.
Rencana Bekerja atau S3
Selulus S2, Rian sebenarnya ingin melanjutkan pendidikan S3 ke Australia. Hal ini lantaran ada salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang pernah menjadikannya objek penelitian memberikan rekomendasi. Namun tampaknya Rian ingin bekerja dulu mengamalkan ilmu yang didapatkannya selulus S2.
"Setelah lulus S2 saya fokus kerja dulu, di sekolah khusus untuk anak dan remaja autis di Kota Bandung di Jalan Cigadung, namanya Our Dreams Indonesia," tandas Rian.
Dalam arsip detikEdu yang pernah mewawancara Rian, Rian sebelumnya menempuh sarjana Bahasa Mandarin Fakultas Budaya Universitas Padjadjaran, Maret 2022. Alasannya, bahasa Mandarin menjadi yang terbanyak kedua digunakan di dunia.
"Saya masuk lewat jalur mandiri. Tadinya saya mau ambil Bahasa Jepang karena sejak SMA sudah diajarkan. Sekarang untuk (Bahasa) Jepang saya otodidak saja," tutur Rian.
Putra kedua Nita Yanuarita Taslian itu tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana (S-2) di Jurusan Pendidikan Khusus di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung sejak 1 September 2022,
"Saya ingin menjadi pembimbing untuk penyandang disabilitas autism," kata Rian saat berbincang dengan detikedu di sebuah kedai kopi di Bandung Timur, Minggu (19/11/2023) lalu.
(nwk/pal)