Yosi (23) terpaksa melahirkan saat dalam perjalanan menuju Puskesmas Taman Jaya. Perjalanan warga Kampung Tegalpanjang, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, itu terhambat akibat kondisi jalan yang rusak.
Informasi yang dihimpun detikJabar menyebutkan, selama beberapa tahun terakhir, empat warga dilaporkan melahirkan di ambulans saat perjalanan ke fasilitas kesehatan. Lebih tragis, satu pasien meninggal dunia setelah melewati jalan rusak dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Jampang.
"Saya sudah beberapa tahun jadi sopir ambulans di Desa Sidamulya. Selama itu, ada empat orang yang melahirkan di ambulans karena kondisi jalan rusak. Satu orang pasien sakit meninggal dunia saat mau dibawa ke RS Jampang," ungkap Asep, sopir ambulans Desa Sidamulya, Senin (6/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asep menjelaskan bahwa kondisi jalan yang rusak parah di kawasan irigasi Tegalpanjang hingga Caringin Nunggal menjadi kendala utama. Ambulans tidak bisa melaju dengan cepat, sehingga sering terjadi situasi darurat di tengah perjalanan.
"Itu jalan irigasi milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Desa mau bangun, tapi enggak boleh. Pemkab juga enggak bisa karena beda kewenangan. Semua harus dari BBWS," ujar Asep.
Keluhan atas buruknya infrastruktur ini bukan hal baru. Menurut Asep, pemerintah desa dan warga telah berulang kali menyampaikan permintaan perbaikan kepada berbagai pihak, termasuk kepada Bupati Sukabumi. Namun, tanggung jawab perbaikan yang berada di bawah BBWS membuat permintaan tersebut belum terealisasi.
![]() |
"Sudah diajukan ke mana-mana, termasuk ke Bupati. Tapi selalu dikembalikan ke BBWS. Jadi kami hanya bisa menunggu, sementara warga terus kesulitan," tambahnya.
Kabar sulitnya akses jalan di lokasi itu, yang berdampak pada terhambatnya layanan dasar untuk warga, dibenarkan Henda, Kepala Desa (Kades) Sidamulya.
"Yang melahirkan sudah tiga kali kejadian, sama yang kemarin jadi empat. Ditambah satu pasien meninggal dunia di jalan irigasi itu dalam perjalanan mau ke RS di Jampang," tuturnya.
"Karena kendaraan tidak bisa cepat, pasien yang memang kondisinya darurat meninggal dunia di perjalanan. Itu yang membuat saya miris," ungkapnya menambahkan.
Baca juga: Teror Pria Putus Cinta di Sukabumi |
Henda mengaku sebenarnya pihaknya sudah ingin memperbaiki jalan tersebut, namun kondisi itu terhambat oleh status jalan yang berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jawa Barat.
"Jalan irigasi bukan kewenangan desa, bukan kewenangan kabupaten. Kami mengusulkan dan mengajukan ke BBWS, BBWS mengajukan ke tingkat pusat. Kami dengan warga hanya bisa tambal sulam pakai batu pecah. Kemarin juga sempat kerja bakti bersama masyarakat untuk memperbaiki tanjakan di pinggir irigasi yang sangat membahayakan. Sudah mengajukan ke pihak BBWS, berharap semua pihak membantu mendorong," paparnya.
Menurut Henda, seandainya jalan dalam keadaan bagus, perjalanan dari desa menuju fasilitas kesehatan bisa ditempuh hanya dalam waktu 30 menit. "Karena rusak parah, jadi melar bisa berjam-jam. Di wilayah kami, dua kedusunan, Tegalpanjang dan Hegarmanah, memiliki jalan rusak sepanjang sekitar 5 kilometer. Selatan berbatasan dengan Desa Mekarsari, Utara-Timur berbatasan dengan Desa Cibenda. Kerusakan total sekitar 15 kilometeran," jelasnya.
"Jalan itu penting untuk aktivitas warga. Kami berharap BBWS segera memperbaiki agar tidak ada lagi korban jiwa atau kejadian darurat seperti melahirkan di ambulans atau warga meninggal dunia di perjalanan menuju rumah sakit," tutup Henda.
(sya/dir)