5 Fakta Ibu Muda Sukabumi Melahirkan di Ambulans gegara Jalan Rusak

5 Fakta Ibu Muda Sukabumi Melahirkan di Ambulans gegara Jalan Rusak

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 07 Jan 2025 10:30 WIB
Warga Sukabumi Melahirkan di Ambulans
Warga Sukabumi Melahirkan di Ambulans. Foto: Istimewa
Sukabumi -

Seorang ibu muda terpaksa melahirkan di dalam ambulans menyusul akses infrastruktur yang buruk di wilayah Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Untungnya, keberadaan Paraji dan bidan yang sigap memberikan bantuan membuat proses lahiran ibu muda bernama Yosi (23) itu berjalan lancar.

Berikut fakta-fakta yang dihimpun detikJabar dari peristiwa tersebut:

1. Peristiwa Terjadi Di Awal Tahun

Asep (46), sopir ambulans Desa Sidamulya yang bertugas mengantarkan Yosi, menceritakan pengalaman dramatis saat Yosi (23), warga Kampung Tegalpanjang, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, terpaksa melahirkan di ambulans. Yosep membenarkan, hal itu akibat kondisi jalan yang rusak parah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa itu sendiri terjadi pada Rabu (1/1/2025). Usai menjemput, ambulans kemudian melaju ke Puskesmas Taman Jaya.

"Sekitar pukul 07.00 WIB, di hari pertama tahun 2025, saya ditugaskan menjemput warga yang akan melahirkan. Seperti biasa, saya membawa paraji untuk mendampingi," kata Asep kepada detikJabar, Senin (6/1/2025).

ADVERTISEMENT

2. Yosi Merasakan Mulas di Tengah Perjalanan

Awalnya, perjalanan menggunakan ambulans berjalan lancar. Asep, bersama Mak Paraji, melewati jalan rusak sejauh belasan kilometer. Namun, bidan yang seharusnya mendampingi hanya bisa menunggu di pertigaan Mareleng karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan kendaraan melewati.

"Belum sampai pertigaan, ibu hamil bilang sudah mulas luar biasa. Ternyata, dia akan melahirkan," ujar Asep.

3. Persalinan Darurat, Yosi Lahirkan Bayi Perempuan

Setelah Yosi merasakan mulas, dalam situasi darurat, Asep menghentikan ambulans di tepi jalan dan segera menghubungi bidan. Bidan akhirnya datang menggunakan sepeda motor.

"Jalannya rusak parah, sehingga kendaraan tidak bisa melaju cepat. Saya panik, tapi Mak Paraji sigap membantu. Bidan tiba tepat waktu, dan akhirnya bayi perempuan itu lahir dengan selamat," tutur Asep lega

Setelah persalinan darurat selesai, Yosi tetap dibawa ke Puskesmas Taman Jaya untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

"Setelah itu, ibu dan bayi langsung dibawa ke puskesmas. Peristiwa ini benar-benar menyoroti sulitnya akses kesehatan akibat jalan rusak," imbuh Asep.

4. Kondisi Jalan Sudah Lama Dikeluhkan

Kepala Desa Sidamulya, Henda, membenarkan bahwa kerusakan jalan di wilayahnya sudah lama menjadi keluhan warga.

"Jalan sepanjang 15 kilometer dari irigasi Tegalpanjang hingga Caringin Nunggal kondisinya rusak parah. Kami sudah beberapa kali mengajukan perbaikan, tetapi jalan itu berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jawa Barat," jelas Henda.

Karena berada di bawah BBWS, pemerintah desa dan Kabupaten Sukabumi tidak dapat melakukan perbaikan secara langsung. "Kami berharap perbaikan segera dilakukan. Jalan rusak ini menyulitkan warga, terutama dalam mendapatkan akses kesehatan, pendidikan, dan ekonomi," pungkasnya.

5. Kejadian Serupa Sudah Kerap Terjadi

Informasi yang dihimpun detikJabar menyebutkan, selama beberapa tahun terakhir, empat warga dilaporkan melahirkan di ambulans saat perjalanan ke fasilitas kesehatan. Lebih tragis, satu pasien meninggal dunia setelah melewati jalan rusak dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Jampang.

"Saya sudah beberapa tahun jadi sopir ambulans di Desa Sidamulya. Selama itu, ada empat orang yang melahirkan di ambulans karena kondisi jalan rusak. Satu orang pasien sakit meninggal dunia saat mau dibawa ke RS Jampang," ungkap Asep, sopir ambulans Desa Sidamulya, Senin (6/1/2025).

Asep menjelaskan bahwa kondisi jalan yang rusak parah di kawasan irigasi Tegalpanjang hingga Caringin Nunggal menjadi kendala utama. Ambulans tidak bisa melaju dengan cepat, sehingga sering terjadi situasi darurat di tengah perjalanan.

"Itu jalan irigasi milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Desa mau bangun, tapi enggak boleh. Pemkab juga enggak bisa karena beda kewenangan. Semua harus dari BBWS," ujar Asep.




(sya/sud)


Hide Ads