Efek Kurang Tidur: Bikin Mudah Marah!

Efek Kurang Tidur: Bikin Mudah Marah!

Nur Wasilatus Sholeha - detikJabar
Senin, 16 Des 2024 04:00 WIB
Ilustrasi tidur
Ilustrasi wanita tidur. (Foto: Getty Images/iStockphoto/rudi_suardi)
Jakarta -

Seseorang yang kurang tidur ternyata bisa jadi sosok yang mudah marah. Itu tidak terlepas dari kebutuhan waktu tidur yang seharusnya, tapi kurang terpenuhi.

Secara umum, tidur yang baik adalah tidur dengan 7-8 jam untuk remaja hingga dewasa. Namun bagaimana jika tidur kurang dari 5 jam? Apa yang akan terjadi?

Sebuah studi dalam Journal of Experimental Psychology: General menunjukkan bahwa seseorang yang tidur kurang dari 5 jam akan membuat orang tersebut mudah marah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang yang kurang tidur sebenarnya menunjukkan kecenderungan peningkatan kemarahan dan kesusahan, yang pada dasarnya membalikkan kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap kondisi yang membuat frustrasi seiring berjalannya waktu," ucap Zlatan Krizan, PhD, penulis studi dan profesor psikologi di Iowa State University, dikutip detikEdu dari Healthline.

Studi terhadap Orang yang Kurang Tidur

Garrett Hisler, seorang mahasiswa doktoral The University of Iowa, AS dan rekan penulis penelitian lainnya, melakukan penelitian dengan membagi 142 peserta menjadi dua kelompok. Kelompok pertama melakukan tidur seperti biasanya yaitu tujuh jam, sedangkan kelompok dua memiliki waktu tidur empat setengah jam setiap malam.

ADVERTISEMENT

Setelah dua malam melakukannya, peserta diminta untuk melakukan ulasan produk sambil mendengarkan kebisingan.

Pertama, suara coklat, mirip dengan suara cipratan atau pancuran air. Meskipun tidak menenangkan, ini tidak terlalu abrasif dibandingkan opsi kebisingan lainnya. Kedua adalah white noise yang lebih keras. Suaranya menyerupai suara statis.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peserta yang kurang tidur bereaksi marah dari suara mengganggu yang disediakan sebelumnya.

Dampak Negatif Lainnya Ketika Kurang Tidur

Selain itu, kurang tidur juga dapat memberikan dampak negatif ke kesehatan mental seseorang seperti kecemasan, kegelisahan, kesedihan, menurunkan perasaan bahagia, antusiasme, dan kegembiraan.

Hal ini juga termasuk, meningkatkan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan obesitas, stres, tekanan darah tinggi dan menyebabkan penurunan kognitif.

"Seiring waktu, stres tinggi yang disebabkan oleh kurang tidur yang memengaruhi suasana hati lebih lanjut," kata Dr. Gail Saltz, seorang profesor psikiatri di Rumah Sakit New York-Presbyterian, Fakultas Kedokteran Weill-Cornell.

"Jadi depresi jangka panjang bisa menjadi masalah. Stres yang tinggi menyebabkan pelepasan kortisol, dan hal ini pada gilirannya berdampak pada tubuh melalui tekanan darah tinggi dan penurunan kognitif," imbuhnya.

Sementara itu, Dr. Alex Dimitriu, yang memiliki sertifikasi ganda di bidang psikiatri dan kedokteran tidur serta pendiri Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine, mengatakan gejala dari kurang tidur dapat dipulihkan setelah tidur.

"Tidur sangat penting bagi tubuh untuk beristirahat, tetapi lebih penting lagi bagi otak untuk merapikan diri," kata Demetriu.

"Pada malam hari, otak kita memproses kejadian-kejadian pada hari itu, menyimpan kenangan ke dalam penyimpanan jangka panjang, dan juga memberi ruang untuk pembelajaran baru yang mungkin terjadi pada hari berikutnya. Ada bukti bahwa kita juga secara emosional melatih skenario dari masa lalu dan masa depan," jelasnya lebih lanjut.

Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.




(orb/orb)


Hide Ads