Kota Bandung belakangan ini berubah jadi 'kota galian'. Proyek ducting utilitas Infrastruktur Pasif Telekomunikasi (IPT) di beberapa ruas jalan utama yang bertujuan memperindah tata kota, justru menimbulkan kekacauan.
Alih-alih membawa solusi, proyek ini memunculkan masalah baru. Jalanan sempit yang dihiasi lubang menganga membuat kemacetan semakin menjadi. Belum lagi, bekas galian ditutup ala kadarnya.
Kacaunya proyek ducting ini bahkan telah memakan korban. Seorang pengendara sepeda motor terjatuh hingga mengalami luka-luka usai tidak sengaja menabrak galian yang tidak terlihat di gelapnya malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pj Wali Kota Bandung, A Koswara turut menyoroti kacaunya proyek ducting yang dikerjakan oleh PT Bandung Infra Investama (BII). Koswara mengakui, jika proyek itu akan menimbulkan dampak kemacetan selama proses pengerjaan.
"Galian kabel untuk utilitas ini programnya sudah lama ya jadi bagian dari penataan kota, yang semrawut nanti diturunin semua ke bawah. Cuma memang pekerjaannya memerlukan pekerjaan yang seperti ini, ada galian-galian, jadi ini akan mengganggu lalu lintas," kata Koswara, Jumat (13/12/2024).
Namun dia tidak menduga, jika dampak dari proyek itu cukup luas dan membuat warga menjadi tidak nyaman. Karenanya, Koswara menyebut telah memanggil PT BII untuk mengerjakan galian dengan lebih memperhatikan aspek keselamatan.
Salah satu yang diminta Koswara yakni agar bekas galian ditutup dengan rapi dan tidak dibiarkan terbuka. Dia juga menginginkan dipasang banyak rambu peringatan agar lokasi galian diketahui oleh pengendara.
"Saya sudah meminta kepada BII Untuk menambah tenaganya, ini yang jadi persoalan itu menambah tenaga kerjanya, supaya yang selesai digali langsung ditutup lagi, dirapihkan lagi. Ini kondisi yang terbuka begini, ini kurang tepat," tegasnya.
"Termasuk dengan memberikan rambu-rambu lalu lintas di arah masuk dari ruas yang digali. Di ujungnya dikasih tahu bahwa di sini ada galian, pengguna lalu lintas supaya ngambil arah yang lain kita sudah sampaikan seperti itu," ujarnya.
Proyek ducting sendiri akan dihentikan sementara selama masa libur natal dan tahun baru (Nataru). Penyetopan proyek ini dimulai tanggal 15 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
"Betul, BII akan merapikan sementara sehingga bisa melayani lalu lintas periode Nataru. Kemudian akan dimulai lagi tanggal 3 Januari 2025. Jadi dalam rangka pelayanan, sehingga (arus lalu lintas) tidak terlalu terganggu karena arus lalu lintas padat," kata Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi.
Sebelum dihentikan, Didi menegaskan PT BII harus memastikan seluruh galian tertutup dengan rapi. Bahkan Pemkot Bandung kata dia telah menegur pihak kontraktor tersebut agar mengembalikan kondisi jalan seperti semula.
"Ya kemarin sudah kami rapatkan, yang pertama bahwa mereka akan memperbaiki. Kalau yang sekarang dalam tanda kutip sudah terlanjur. Mungkin nanti tahap dua (diperbaiki) karena ini baru tahap satu, jadi mau dituntaskan tapi proses pengembalian ke kondisi semula itu akan diperbaiki," jelasnya.
"Jadi pemadatannya, materialnya akan diperbaiki. Kalau yang sekarang itu ngejar Nataru mau diupayakan supaya di atasnya ditutup dulu oleh cor beton, nanti dibuka lagi," imbuhnya.
Sementara Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana menyebut, proyek ducting justru lebih banyak merugikan masyarakat.
"Pengerjaan galian kabel yang dilakukan secara sporadis pada kenyataannya memang banyak merugikan masyarakat, dari kemacetan yang sangat crowded dan terlebih sudah ada masyarakat yang menjadi korban," kata Andri, Sabtu (14/12/2024).
Soal timbulnya korban, dia meminta kontraktor untuk bertanggung jawab penuh kepada korban. Andri juga meminta masyarakat melapor atau mengunggah foto jika menemukan adanya galian yang membahayakan.
"Meminta semua masyarakat melaporkan atau memposting di media sosial apabila ada hasil galian yang membahayakan dan diharapkan Pemkot bergerak cepat menyelesaikan semua laporan agar tidak ada korban korban lainnya lagi," tutup Andri.
(bba/tey)