Upaya Pemkab Cirebon dalam Pengendalian HIV/AIDS

Upaya Pemkab Cirebon dalam Pengendalian HIV/AIDS

Devteo Mahardika - detikJabar
Senin, 02 Des 2024 22:30 WIB
Ilustrasi hari aids
Ilustrasi (Foto: AN Uyung Pramudiarja)
Cirebon -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon terus mengintensifkan upaya pengendalian dan pencegahan HIV/AIDS. Langkah strategis ini meliputi perluasan akses pemeriksaan, pengobatan, serta berbagai program preventif di berbagai fasilitas kesehatan (faskes) untuk mendukung target nasional mencapai nol kasus HIV/AIDS pada 2030.

Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Neneng Hasanah, mengungkapkan saat ini terdapat 72 faskes yang menyediakan layanan pemeriksaan HIV/AIDS. Fasilitas tersebut terdiri dari 60 puskesmas, 11 rumah sakit, dan satu layanan khusus di lembaga pemasyarakatan.

Selain itu, 11 rumah sakit dan 13 puskesmas di Kabupaten Cirebon telah menyediakan layanan perawatan dukungan pengobatan (PDP), sementara lima faskes lainnya sudah membuka layanan profilaksis pra pajanan (PrEP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menargetkan seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Cirebon mampu memberikan layanan PDP pada 2024. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih mudah mengakses pengobatan HIV/AIDS," ujar Neneng, Senin (2/12/2024).

Selain pengobatan, Neneng menekankan pentingnya pendekatan preventif dalam pengendalian HIV/AIDS. Dinkes menggagas program pemeriksaan HIV/AIDS untuk pasangan calon pengantin (catin) serta ibu hamil dan pasangannya sebagai bagian dari deteksi dini.

ADVERTISEMENT

"Layanan ini tersedia secara gratis, mulai dari pemeriksaan hingga obat. Semakin cepat HIV terdeteksi, pengobatan akan lebih efektif, dan harapan hidup penderita dapat diperpanjang," jelasnya.

Data dari Januari hingga Oktober 2024 menunjukkan terdapat 397 kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon. Angka ini menambah total kumulatif kasus sejak 2000 menjadi 3.665 kasus, dengan peningkatan rata-rata 151 kasus per tahun.

Menurut Neneng, semakin banyak kasus yang terdeteksi melalui screening, semakin baik pula pengendalian yang dapat dilakukan. "Kami tidak hanya fokus pada populasi kunci, tetapi juga populasi khusus seperti ibu hamil. Screening dilakukan untuk memastikan semua kasus terdeteksi lebih awal," katanya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cirebon, Mochamad Syafrudin, menambahkan bahwa pendekatan psikologis juga menjadi kunci dalam mendorong masyarakat yang rentan atau terinfeksi HIV/AIDS untuk memanfaatkan layanan kesehatan.

"Pendekatan ini penting untuk menghilangkan stigma sehingga mereka mau mendapatkan layanan kesehatan. Pemerintah optimistis bahwa layanan yang terus ditingkatkan ini akan membuat pengendalian HIV/AIDS berjalan lebih efektif dan inklusif," ujarnya.

Dengan layanan yang terus diperluas dan berbagai program preventif yang digagas, Pemerintah Kabupaten Cirebon yakin dapat mempercepat pengendalian HIV/AIDS. Neneng dan jajaran kesehatan setempat berharap langkah ini dapat membantu mewujudkan target nol kasus HIV/AIDS pada 2030.

"Semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan kesehatan, semakin besar peluang untuk mencapai target tersebut. Kami akan terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi masyarakat," tutup Neneng.

(iqk/iqk)


Hide Ads