Tangan Oyat (43) cekatan mengambil adonan singkong dari dalam ember, lalu menyimpannya di atas mesin cetakan. Selepas itu, satu persatu adonan ia penyet secara manual hingga tipis.
Oyat adalah pengrajin kecimpring alias opak di Kampung Babakan Baru, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi yang kini dikenal dengan Kampung Sadbor, tempat Gunawan dan warga berjoget ala ayam patuk.
"Dari singkong, dikupas, dicuci di parut, diaduk pakai garam dan bawang lalu di cetak direbus dan dijemur," tutur Oyat kepada detikJabar, Selasa (12/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oyat lupa tepatnya sejak kapan dia membuat kecimpring bersama suaminya. Tapi yang pasti menurutnya, kecimpring sudah banyak memberi penghidupan kepada warga setempat.
"Sehari enggak menentu, berdua sama suami bisa sehari 50 kilo bisa 60 kilo kalau lagi lancar, saya sebenarnya hanya kuli kerja, banyak warga yang membuat (kecimpring), kalau warga sini nyebutnya enye," ujarnya.
Tidak ada nama khusus untuk kecimpring buatan warga itu, namun sejak Gunawan alias Sadbor mempopulerkan joget ayam patuk, asal nama itu secara otomatis menyerap menjadi kecimpring sadbor, kecimpring yang berasal dari kampung live streaming joget sadbor.
![]() |
"Dijualnya ke luar daerah sampai ke luar pulau jawa, Ke Karawang, Bekasi, sejumlah wilayah lain," tambahnya.
Lokasi pabrik tradisional Oyat hanya sejauh 10 meter dari lokasi kebun warga tempat Sadbor dan warga melakukan joget live streaming. Iis, pengrajin kecimpring lainnya mengenal sosok Sadbor sebagai sosok yang dermawan.
"Perbaikan jalan, beli beton gorong-gorong untuk saluran air, semua dari hasil tiktok. Dia mah orang baik," tutur Iis.
Iis mengaku tak tahu kondisi Sadbor terkini, termasuk soal statusnya yang sudah bebas.
"Enggak tahu," singkatnya.
"Yang live di sini, bermacam kampung ke sini, kemarin sepi sekarang ramai lagi. Mungkin ada rezekinya ada penghasilan sedikit-sedikit dari live," pungkasnya menambahkan.
(sya/dir)