Cerita Imron Tegar Menjemput Rezeki di Jalan Bahagia

Serba-serbi Warga

Cerita Imron Tegar Menjemput Rezeki di Jalan Bahagia

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 10 Nov 2024 10:30 WIB
Imron bersama becaknya di Jalan Bahagia Cirebon
Imron bersama becaknya di Jalan Bahagia Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Bandung -

Sudah puluhan tahun Imron berprofesi sebagai tukang becak di sekitar Jalan Bahagia, Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Imron yang kini berusia 48 tahun mengenang, ia pertama kali mulai menarik becak sekitar tahun 2000-an.

"Saya dari 2001 sudah mulai menarik becak di sini, dari dulu sampai sekarang, tetap saya menarik becak untuk cari penumpang di sini," tutur Imron, belum lama ini.

Kala itu, lanjut Imron, banyak sekali penumpang yang minta diantar dengan becaknya. Penyebabnya, karena area di sekitar Jalan Bahagia masih ramai pedagang dan pembeli, bahkan Cirebon Mal yang jaraknya tidak jauh dari Jalan Bahagia masih sering dikunjungi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Imron, dahulu, Cirebon Mal dikenal dengan Mal Hero yang menjadi primadona warga Cirebon untuk menghabiskan waktu luang. "Dulu area sekitar sini masih ramai, banyak pedagang, Mal Hero juga masih buka dan sering kunjungi. Istilahnya dahulu daerah sini nomor satu jadi pusat ekonomi dan keuangan tuh, tapi nggak tau kenapa sekarang di sini kayak keterbelakang banget, liat saja jalan rusak, jam saja mati abadi," tutur Imron.

Masa itu, dalam sehari, Imron bisa mendapatkan penghasilan sekitar ratusan ribu rupiah dari menarik becak. "Dulu pas zaman saya masih muda, saking banyaknya penumpang, dalam sehari, bisa mendapatkan penghasilan sampai Rp 250.000, uang segitu zaman dulu itu besar, itu sekitar tahun 2003, sama ditambah kerja bongkar muat barang juga," tutur Imron.

ADVERTISEMENT

Namun itu dahulu, semenjak Jalan Bahagia tidak lagi ramai, Mal Hero tutup, serta banyaknya tukang ojek online. Penghasilan Imron dalam menarik becak turun drastis, sekarang, dalam sehari ia hanya bisa mendapatkan penghasilan puluhan ribu rupiah perhari.

"Sekarang paling Rp 50.000, itu juga untung-untungan. Kalau sekarang mah susah, kerja bongkar muat, barangnya nggak ada, tarikan becaknya juga sepi terebut sama ojek online," tutur Imron.

Imron memaparkan, becak yang sekarang kendarai juga merupakan becak pemberian dari seseorang, agar ia bisa mencari nafkah untuk keluarganya. Menurut Imron, selain untuk memberi makan keluarganya, motivasi lain kenapa ia tetap bekerja adalah agar bisa terus menyekolahkan anak-anaknya. Bagi Imron meski dirinya tidak enak badan atau bahkan sakit, tetapi, selagi masih bisa berjalan, ia akan tetap terus bekerja.

"Saya istirahat bukan seminggu sekali atau sebulan sekali, tapi cuman satu tahun sekali, yakni ketika lebaran. Meski sakit, tapi bisa berjalan saya akan tetap bekerja. Kenapa sampai seperti ini, karena kalau istirahat, nanti besoknya anak saya ke sekolahnya pakai apa. Anak saya yang masih sekolah itu lima, SMA dua, SMP satu, SD nya dua," tutur Imron.

Meski penghasilanya tidak pasti, tapi Imron tetap bersyukur. Menurut Imron, bekerja tidak hanya sekedar mencari uang, tapi juga ibadah. "Saya Ikhtiar saja pada Allah, yang penting saya Ikhtiar saja cari duit, kuncinya ibadah bukan kerja, kalau kerja pasti saya capek, apalagi dapatnya sedikit," tutur Imron.

Besar harapan Imron, ke depan, keadaan ekonomi dapat lebih baik, dan pemerintah dapat lebih memperhatikan rakyat kecil seperti dirinya. Imron juga berharap, agar Jalan Bahagia dapat kembali ramai lagi seperti dahulu.

"Harapan saya kepada Pak Prabowo, akan lebih baik lagi dari mulai segi keamanan, perekonomian, khususnya kepada orang-orang terpinggirkan atau orang kecil itu lebih diperhatikan dan didengar lagi. Jalan Bahagia juga semoga bisa ramai lagi," pungkas Imron sambil kembali menarik becaknya karena ada penumpang.

(yum/yum)


Hide Ads