Akhir Kisah Pilu Ha dan Sam, Kakak Beradik yang Dikurung di Kandang

Jabar Sepekan

Akhir Kisah Pilu Ha dan Sam, Kakak Beradik yang Dikurung di Kandang

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 20 Okt 2024 19:15 WIB
Kakak Beradik yang Dikurung di Kandang Kambing
Kakak Beradik yang Dikurung di Kandang Kambing (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Nasib tragis menimpa dua bersaudara, Ha (36) dan Sam (32), warga Kampung Bendungan RT 032 RW 007, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. Mereka dikurung di dalam kandang kayu menyerupai kandang binatang, selama lima tahun karena menderita gangguan kejiwaan.

Tindakan pengurungan itu dilakukan oleh keluarga mereka, yang khawatir Ha dan Sam akan membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Rahmat Sangkuy (45) kakak ipar Ha dan Sam, mengaku Ha dan Sam sudah dikurung selama 5 tahun.

"Dua-duanya juga mantan buruh migran di Malaysia sepulang dari Malaysia kondisinya jadi begini," kata Rahmat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahmat mengaku keputusan mengurung Ha dan Sam karena keduanya kerap meresahkan dan ringan tangan. Akhirnya diputuskan keduanya untuk dikurung di kandang kayu.

"Saya yang mengurungnya, atas keputusan keluarga. Karena keterbatasan untuk berobat, keluarga juga bingung akhirnta diputuskan untuk dikurung," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Kadang kalau mau berobat dikasih sama pak Bima, Polisi Desa (Poldes) 3 bulan sekali, dulu-dulu beli obat setablet dua tablet beli, kemampuan segitu. Kadang pihak medis juga datang, tiga bulan sekali untuk kontrol," sambungnya.

Senada diungkap Sati (35), saudara kandung Ha dan Sam. Menurutnya Ha dan Sam terpaksa dikurung karena kerap berbuat kekerasan hingga bakar rumah.

"Enggak cerita ada apa di sana (Malaysia) pulang tahun 2019. Ada rumah di sini habis dibakar, saya kasihan sama ibu sama bapak," tutur Sati.

Kondisi Ha dan Sam di dalam kandang kayu membuat situasi perasaan Sati tak enak, namun hal itu terpaksa ia lakukan karena kasihan melihat orang tuanya.

"Perasaan enggak enak, tapi kasihan sama ibu sama bapak kasihan, makanya dikurung juga. Jadi dimasukkan ke kurungan itu karena ibu dan bapak ditonjokin," ucapnya.

Mengetahui hal tersebut Kapolsek Lengkong, Iptu Bayu Sunarti Agustina langsung mendatangi lokasi bersama jajarannya. Ia mendapat info bahwa Sam adalah mantan pekerja migran yang pernah bekerja di Malaysia lima tahun silam.

Setelah mengalami kecelakaan di sana, Sam kembali ke Indonesia dalam kondisi gangguan kejiwaan. Tak lama kemudian, kondisi serupa dialami pula oleh kakaknya, Ha.

"Ibu kandung mereka mengatakan bahwa gangguan kejiwaan mulai muncul setelah Sam pulang dari Malaysia. Entah bagaimana, Ha kemudian juga mengalami kondisi serupa," tutur Bayu.

Setelah lima tahun hidup dalam keterbatasan, dua kakak beradik Ha (36) dan Sam (32) akhirnya dievakuasi oleh tim gabungan dari Polsek Lengkong, Resor Sukabumi, pada Selasa (15/10/2024) menjelang petang. Keduanya dikeluarkan dari kandang kayu sempit menyerupai kandang kambing di belakang rumah orang tuanya.

Mereka akan dibawa untuk menjalani perawatan medis di RSJ Marzoeki Mahdi, Bogor. Namun sepanjang proses evakuasi berjalan penuh drama.

Ha dan Sam yang telah bertahun-tahun terkurung dalam ruangan yang terlalu kecil untuk berdiri, akhirnya merasakan udara luar. Sam, sang adik, dievakuasi terlebih dahulu.

Ia terlihat sedikit lebih ceria dibandingkan kakaknya, meski langkahnya tertatih saat dibimbing oleh petugas dari Puskesmas dan Kecamatan Pabuaran, serta Kapolsek Lengkong. Di gang sempit menuju jalan raya, Sam dinaikkan ke sepeda motor milik Babinsa Koramil Lengkong.

"Ayo jalan-jalan sama om, yuk," canda Babinsa, berusaha membujuknya agar mau naik motor dan menuju ambulans yang telah menunggu di jalan raya. Momen tersebut diwarnai senyum kecil Sam, seolah merasakan secercah kebebasan setelah sekian lama terkurung.

Namun ketika giliran evakuasi Ha tiba, suasana menjadi semakin dramatis. Saat ia dikeluarkan dari kerangkeng, tubuhnya langsung jatuh terduduk di tanah. Keterbatasan ruang dalam kandang selama lima tahun telah membuat tubuhnya lemah.

Baru beberapa langkah berjalan, Ha tiba-tiba meraih batang pohon yang berada tak jauh dari kandang kayu itu. Kedua tangannya erat mencengkeram batang pohon, seakan menolak untuk pergi dan enggan melepaskan tempat yang telah menjadi 'rumah' baginya selama bertahun-tahun.

"Ayo Ha, kan sudah janjian dari kemarin, mau diobati biar sembuh. Ayo, sini sama ibu ikut ya, ibu nanti langsung ikut antar," bujuk Kapolsek Bayu yang dengan sabar mencoba membujuk Ha.

Setelah beberapa saat, Ha perlahan melunak, melepaskan cengkeramannya, dan membiarkan dirinya digandeng oleh Bayu dan petugas lainnya menuju ambulans.

Sebelum berangkat, tim medis Puskesmas Pabuaran yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas Sudira Efendi memeriksa kondisi kesehatan Ha dan Sam. Danramil Lengkong, Kapten Inf Jepri Susanto, turut mengawal kedua ambulans yang membawa kakak beradik tersebut hingga keluar dari lokasi evakuasi.

Kapolsek Bayu menepati janjinya, langsung naik ke salah satu kendaraan yang membawa Ha, memastikan dirinya terus mendampingi kedua bersaudara itu hingga tiba di Bogor.

"Sesuai janji saya kepada keluarganya dan kepada kakak beradik ini, saya akan mengantar mereka ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Phala Martha di Cibadak terlebih dahulu, sebelum kemudian melanjutkan ke RSJ Marzoeki Mahdi di Bogor," ungkap Bayu melalui sambungan telepon kepada detikJabar.

Tak hanya itu, Bayu juga mengungkapkan bahwa pihak Kementerian Sosial RI telah menghubungi untuk memberikan perhatian khusus kepada Ha dan Sam.

Bayu secara langsung mengantarkan dua kakak beradik dari Kampung Bendungan, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi di Bogor.

Ditemui detikJabar, Bayu menjelaskan, bahwa langkah ini diambil atas arahan dan petunjuk pimpinan untuk mengembalikan martabat dan hak-hak dasar manusia. Sejak awal, ia bertekad tidak akan meninggalkan mereka sendirian. Di sepanjang perjalanan, Bayu terus menyemangati kedua kakak beradik itu, seolah ingin menghidupkan kembali harapan yang telah lama pudar.

"Saya ingin memastikan mereka sampai di tempat yang tepat, di mana mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk sembuh dan kembali hidup dengan layak," katanya.




(aau/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads