Sudah lebih dari 10 tahun Timan (34) mengabdikan hidupnya untuk orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat. Pria asal Gombong, Kebumen, Jawa Tengah itu sejak tahun 2013 menjadi pengurus taman dan kebun di Gedung Pakuan, rumah dinas Gubernur Jabar di Kota Bandung.
Sampai belum lama ini, Timan didapuk untuk mengurus wajah cantik bagian timur Gedung Sate yang merupakan tempat berkantor Gubernur Jabar dan jajarannya. Tak ada yang berbeda menurutnya, hanya saja kini fokus kerjanya lebih untuk menghijaukan area publik.
"Saya di Pakuan sejak akhir periode pertama Pak Ahmad Heryawan sampai Pak Ridwan Kamil. Lalu tahun 2021 karena ada Pandemi, kami di-rolling, tugas jadi saya mengurus Gedung Sate," kata Timan mengawali cerita kepada detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemuda lulusan SMP yang datang dari kampung sederhana itu, sebelumnya tak pernah menyangka akan mengurus gedung yang jadi tempat singgah orang-orang penting. Timan bercerita bahwa keberuntungannya di tanah perantauan dimulai saat ia mendapat pekerjaan dari temannya.
"Awalnya itu teman saya jadi tukang kebun di sana, terus karena butuh orang, jadi saya diminta bantu-bantu. Mungkin saya dirasa bisa bantu di Pakuan, karena sebelumnya juga saya masih kerja serabutan lah," sambungnya.
![]() |
Tiap Gubernur Punya Tanaman Favoritnya
Timan memang tak sempat mengenyam pendidikan khusus soal tanaman, tapi ia cepat beradaptasi dan memahami cara merawat tanaman. Ia pun mampumenghapal jenis-jenis tanaman yang jadi favorit Sang Gubernur.
Ia pun menceritakan pengalamannya saat lima tahun bekerja di era Gubernur Jabar dua periode Ahmad Heryawan atau biasa disapa Aher. Menurutnya, Aher suka dengan taman yang warnanya ramai dan dipercantik dengan banyak bunga. Salah satu bunga favoritnya ialah anggrek.
"Request itu kalau secara keseluruhan nggak ada ya, tapi dulu Pak Aher itu mungkin individu yang suka bunga agar ramai seperti anggrek. Kami pasang ada beberapa jenis, tapi salah satunya anggrek bulan yang kemudian kami silangkan, ada warna ungu dan putih yang divariasikan jadi berbatik," cerita Timan.
Sementara selera RK, sapaan akrab Ridwan Kamil, agak berbeda. RK menurut Timan adalah pribadi yang simpel. Desain taman yang sederhana tapi tetap berwarna selalu jadi pilihannya.
Taman yang ada di muka Gedung Sate misalnya, RK memilih perpaduan tanaman landep, kuncir merah, dan putih, serta bunga sepatu yang dibentuk menyerupai senjata kujang khas Jawa Barat.
Pada bagian taman depan Gedung Sate itu juga kita bisa melihat tumbuhan kencana ungu yang mengitari pepohonan palem. Kata Timan, kencana ungu merupakan tanaman langganan gedung pemerintahan sebab perawatannya tergolong mudah.
"Pak RK itu selalu memilih yang sederhana, tipenya simpel dan seadanya. Sampai sekarang itu kan tanaman di depan Gedung Sate masih ada landep dan kuncir. Itu yang dipilih kemudian dibentuk senjata kujang. Jadi dibuat seelegan mungkin," katanya sambil menunjukkan area taman Gedung Sate yang rutin dirawat setiap hari.
Selain itu, para istri Gubernur biasanya ikut memberi inspirasi untuk area taman Gedung Pakuan. Bunga anggrek juga selalu jadi pilihan istri Aher, Netty Prasetiyani, yang kemudian jadi langganan untuk dipasang dalam pot di ruang maupun kamar Gubernur saat di Pakuan.
Sementara istri RK, Atalia Praratya alias Bu Cinta, punya request agar Gedung Pakuan punya tanaman hidroponik atau sayur-mayur di taman yang ukurannya tak terlalu besar.
"Kalau ikutan ke kebun mah enggak yah, paling ngasih inspirasi aja. Kalau kesukaan Bu Netty itu suka bunga anggrek. Tapi sebetulnya nggak tahu kesukaan aslinya itu apa tapi selalu milihnya itu," tutur Timan.
"Kalau Bu Atalia juga ngikut saja, jadi di ruangan ya pakainya anggrek juga. Anggrek bulan warna ungu dan putih divariasikan. Tapi sebelum COVID-19 beliau suka sama tanaman hidroponik, sayuran," sambungnya.
![]() |
Memori Kedekatan di Ingatan Timan
Mengurus taman di kediaman Gubernur juga menyisakan beberapa memori kedekatan bagi Timan. Merasakan dua kali berganti kepemimpinan, Timan mengaku RK punya mobilitas tinggi sehingga jarang menempati rumah dinasnya.
"Memang kalau kedekatan personal itu lebih terasa saat mengurur Pakuan. Memorinya ada banyak, tapi yang saya paling hapal itu dengan Pak Aher karena Pak RK itu sibuk banget. Pak Aher atau seenggaknya Bu Netty kadang masih stay di Pakuan," kenang Timan.
Lain halnya dengan Aher yang masih sering pulang ke Pakuan saat waktu istirahatnya, begitu pun Netty. Sehingga, memori yang kerap tersimpan dalam ingatan Timan pun lebih banyak saat Aher masih menempati Pakuan.
Timan mengaku, ia dan para pegawai Gedung Pakuan lainnya, bahkan selalu diajak sholat berjamaah oleh Aher.
"Yang saya inget banget itu sama Pak Aher, beliau selalu maunya sholat berjamaah sama semua pegawai di Pakuan. Beliau nggak mau turun kalau belum pada kumpul di mushola, jadi harus sholat bareng-bareng, beliau imamin," tambahnya.
![]() |
Susahnya Menjaga Kecantikan Gedung Sate
Timan bersama 17 petugas taman lainnya lah yang menjadi sosok kunci kecantikan taman di area timur Gedung Sate. Wilayah ini meliputi bagian sekitar pintu masuk Museum Gedung Sate, Lapangan Tenis, Taman Air Mancur, Taman Plaza Gedung Sate, hingga bagian depan Masjid Al-Muttaqin.
"Rata-rata bentuk tanaman, terus pemotongan, kerapihan itu nggak ada request khusus dari Gubernur. Itu murni kreativitas kami semua menatanya. Terus juga kami pantau terus pohon-pohon di Gedung Sate ini yang umurnya sudah tua-tua," cerita Timan.
Setelah 10 tahun bekerja sebagai penata taman dan kebun, Timan diminta menjadi Leader Gardener sejak setahun ke belakang. Ini merupakan tugas baru bagi Timan yang sangat disyukurinya.
"Sekarang saya memandu, mengarahkan, sekaligus memastikan kerja 17 teman-teman penata taman di area timur Gedung Sate ini. Gimana caranya, saya harus mampu mengarahkan supaya mereka berkembang, apa yang kurang, komunikasinya saya arahkan," tutur Timan.
Tentu bukan hal mudah untuk mengawal kecantikan taman Gedung Sate. Apalagi, gedung bersejarah ini sudah dikenal dengan kerindangan dan keasriannya. Setiap hari, para penata taman kurang lebih bekerja 10 jam sehari.
"Pagi kita selalu menyapu dedaunan kering, rumput liar juga harus rajin dikoret. Terus kalau musim kemarau, setiap malam rutin ada penyiraman, jadi shift malam itu tugasnya nyiram aja," kata Timan.
Menurutnya, bagian taman depan dengan tumbuhan berbentuk kujang menjadi spot yang paling sulit perawatannya. Tanaman kuncir, kata Timan, hanya punya masa hidup sampai empat bulan sehingga harus rajin diganti. Sementara tanaman landep harus rajin dibebaskan dari rumput liar.
"Jadi empat bulan sekali harus ditambal sulam, jangan dibiarin. Kalau kita gimana caranya ada pembibitan, tanaman mati langsung ditambalin. Terus tanaman landep itu harus rajin dihilangkan rumput liarnya karena gampang banget tumbuh, sekalinya tumbuh langsung ngalahin landepnya," sambung Timan.
Selain itu, ancaman hama kuuk juga kerap bikin pusing para perawat taman Gedung Sate. Hama itu tinggal di dalam tanah dan menggerogoti akar tanaman landep.
"Hamanya harus diberantas tapi sebisanya, harus tetap merawat tanamannya dengan stabil, pokoknya tambal sulam terus sambil membasmi hamanya," ucap Timan.
Kini, bapak empat anak itu berniat terus mengabdi untuk menjaga keindahan kantor Sang Gubernur. Harapan mulia Timan sederhana. Ia berharap ketekunannya ini bukan hanya bermanfaat bagi masa depannya dan keluarga, tapi juga dapat mengupayakan kenyamanan untuk masyarakat yang datang ke Gedung Sate.
(aau/orb)