Gempa M 5.0 yang mengguncang Kabupaten Bandung menimbulkan dampak besar kerusakan maupun korban jiwa. Badan Geologi saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait penyebab termasuk patahan aktif di wilayah Kertasari.
"Kami mengetahui bahwa kondisi geologi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif kita rawan terjadi gempa. Oleh karena itu mitigasi gempa harus dilakukan konsisten dan keberlanjutan," kata Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM Edy Slameto dalam Geoseminar yang digelar secara daring, Jumat (20/9/2024).
Edy menjelaskan, pihaknya saat ini terus melakukan pemetaan pertahanan aktif salah satunya patahan aktif yang ada di wilayah Kertasari. Hal ini dilakukan agar pemetaan patahan aktif ini banyak diketahui publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kami sedang melakukan pemetaan aktif di level Kabupaten kota, di antaranya Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Surabaya," tambahnya.
Dalam hal ini, Badan Geologi juga berkolaborasi dengan perguruan tinggi. Mengingat banyak wilayah kabupaten kota di Indonesia yang dilewati sesar aktif. Salah satunya kolaborasi dengan Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran di mana area yang saat ini jadi fokus Kabupaten Bandung dan Bandung barat.
"Kami berharap, mitra kolaborasi Badan Gelogi bisa bertambah untuk menyediakan informasi peta patahan aktif diseluruh Indonesia. Kami imbau kepada masyarakat tetap tenang dan ikuti informasi resmi dari pemerintah seperti Badan Geologi, BNPB, BPBD, BPBD dan instansi terkait lainnya," imbau Edy.
"Semoga hasil penyelidikan Badan Gelogi dan Unpad bisa menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, gempa Kertasari bukan dipicu sesar Garsela melainkan dipicu dengan sesar baru.
"Jadi tidak mengherankan karena di Jawa Barat ini tiga kali gempa ini sesarnya adalah sesar yang belum terpetakan sebelumnya. Jadi gempa Cianjur itu juga menemukan sesar baru, gempa Sumedang juga sesar baru, dan ini juga ternyata sesar baru," kata Suharyanto, kepada awak media, di pengungsian warga, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kamis (19/9).
Menurut Suharyo, gempa tersebut dampaknya lumayan besar. Bahkan beberapa warga mengalami luka ringan hingga berat.
"Ada juga beberapa yang luka berat dan luka ringan karena tertimpa lewat bangunan. Ada ratusan rumah yang sekarang lagi didata yang rusak, baik rusak berat, rusak sedang, rusak ringan. Ada beberapa infrastruktur, sekolah, mesjid, puskesmas juga yang rusak," pungkasnya
(wip/dir)