Teror Debu Batu Bara di Rumah Ibadah Pesisir Selatan Cirebon

Teror Debu Batu Bara di Rumah Ibadah Pesisir Selatan Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Senin, 02 Sep 2024 15:55 WIB
Warga RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan, Kota Cirebon mengeluhkan dampak debu dari stockpile batu bara di Pelabuhan Cirebon
Warga RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan, Kota Cirebon mengeluhkan dampak debu dari stockpile batu bara di Pelabuhan Cirebon. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Polusi akibat tumpukan batu bara di Pelabuhan Cirebon menjadi momok bagi warga RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan. Mereka pun meminta pemerintah segera bertindak tegas untuk menutup stockpile batu bara yang ada di kawasan pelabuhan tersebut.

Hampir setiap hari, warga RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan mengaku dibuat sibuk sekaligus khawatir akibat debu batu bara yang mengepung kampung mereka. Tidak hanya mengotori rumah warga, debu berwarna kehitaman itu juga menyasar tempat ibadah.

Sarjo, salah seorang warga yang sehari-harinya bekerja sebagai marbut masjid di RW 01 Pesisir Selatan mengaku lelah dengan kondisi tersebut. Pria 65 tahun itu mengaku hampir setiap hari berjibaku membersihkan debu batu bara yang mengotori bagian dalam maupun luar masjid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kadang-kadang sehari bisa empat sampai lima kali bersih-bersih," ujar Sarjo saat ditemui di masjid yang ada di RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan, Kota Cirebon, Senin (2/9/2024).

Sarjo pun sempat menunjukkan debu-debu yang kerap mengotori masjid. Bukan debu biasa, debu-debu itu terlihat berwarna kehitaman. "Ya ini debu dari batu bara," kata Sarjo.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya dibuat lelah dari sisi kebersihan, diduga akibat adanya polusi dari batu bara tersebut, Sarjo sendiri mengaku kerap mengalami batuk-batuk.

"Kalau malam batuk-batuk terus. Capek sih capek. Bahkan kalau malam saya ngga berani tidur di luar. Takut (debu batu bara) masuk ke hidung atau masuk ke mulut," ucap Sarjo.

Selain Sarjo, warga RW 01 Pesisir Selatan yang mengaku lelah dengan kondisi tersebut adalah Rasih. Wanita 67 tahun itu sempat menunjukkan tumpukan debu yang mengotori rumahnya. Debu-debu itu terkumpul setelah ia membersihkan beberapa bagian di dalam rumahnya.

"Rumah kotor, banyak debu. Tadi kan (lihat) kotor semua. Itu juga habis dibersihin, kotor lagi. Apalagi kalau lagi banyak angin," kata Rasih saat ditemui di kediamannya di RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan.

"Makanya saya maunya tidak ada (stockpile) batu bara. Boleh aja kalau bongkar muat, asal jangan ada penimbunan. Kita pengennya sehat," kata Rasih menambahkan.

Terkait dengan keberadaan stockpile batu bara di kawasan Pelabuhan Cirebon, sejumlah warga RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan juga telah melakukan aksi demo.

Aksi tersebut mereka lakukan di depan pintu masuk Pelabuhan Cirebon pada Rabu (28/8). Dalam aksinya, warga meminta agar stockpile batu bara milik salah satu perusahaan yang ada di kawasan Pelabuhan Cirebon ditutup.

Beberapa waktu lalu, detikJabar telah berusaha meminta tanggapan ke Pelindo Cirebon sebagai pihak yang mengelola Pelabuhan Cirebon. Namun, terkait dengan hal ini pihak Pelindo belum bisa memberikan komentar.

Upaya Penutupan Stockpile Batu Bara

Sebelumnya, Pj Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi angkat bicara menanggapi keberadaan stockpile batu bara di Pelabuhan Cirebon yang dikeluhkan warga RW 01 Pesisir Selatan. Agus pun meminta agar stockpile batu bara yang ada di kawasan pelabuhan tersebut dapat ditutup.

Menurut Agus, sebenarnya sudah ada kesempatan dari berbagai pihak terkait keberadaan stockpile di kawasan Pelabuhan Cirebon. Kesepakatan tersebut dilakukan pada tahun 2016 silam.

"Ada kesepakatan di tahun 2016, bahwa Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan bongkar muat batu bara itu diperbolehkan, diizinkan, sepanjang tidak dilakukan penimbunan atau stockpile di pelabuhan," kata Agus.

"Sehingga kita kembali ke kesepakatan pada tahun 2016. Bahwa pada prinsipnya kegiatan bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon masih bisa diizinkan, sepanjang tidak melakukan penimbunan atau stockpile di situ. Karena itu yang sangat mengganggu," sambung Agus.

Atas dasar itu, Pemkot Cirebon meminta agar stockpile batu bara di kawasan Pelabuhan Cirebon dapat ditutup. Agus mengatakan, pihaknya telah mengirim surat ke Pelindo maupun KSOP Cirebon terkait dengan hal tersebut.

"Kita sudah mengirimkan surat. Poinnya adalah kesepakatan 2016. Kedua, kita ingin menutup stockpile atau penimbunan batu bara di Pelabuhan Cirebon. Kita kirim surat ke KSOP dan Pelindo untuk bisa menutup kegiatan penimbunan atau stockpile batu bara," kata Agus.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads