Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mendorong Sungai Citarum agar segera punya kualitas air yang lebih baik. Ia ingin peningkatan Indeks Kualitas Air (IKA) bisa lebih fokus ditingkatkan.
Targetnya, kualitas air Sungai Citarum bisa mencapai 60 poin pada tahun depan. Herman meninjau Citarum dan melakukan Rapat Koordinasi Percepatan Pencapaian Target Rencana Aksi PPK DAS Citarum, di Posko Sektor 9 Citarum Harum, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (28/8/2024) siang.
"Hal ini menjadi tantangan besar bagi kita karena kenaikan indeks di tahun-tahun sebelumnya hanya berkisar 1-2 poin. Untuk mencapai target tersebut, kita perlu fokus pada program-program prioritas yang berdampak langsung pada perbaikan kualitas air," ucap Herman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Strategi yang harus dilakukan adalah fokus pada program-program utama yang berdampak langsung pada peningkatan indeks kualitas air, sementara program-program penting lainnya dapat dieksekusi setelah yang utama selesai," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Herman banyak membicarakan soal kemajuan program Citarum Harum dan temuannya di lapangan. Ia juga melakukan sinkronisasi antara sektor dan kelompok kerja.
Herman mengungkapkan, program inovasi untuk mencapai Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Citarum pada 2025 sebesar 60 poin harus segera dapat terealisasi. Sekedar diketahui, standar IKA menunjukan kondisi kualitas air di suatu wilayah berdasarkan status mutu air hasil dari pengukuran parameter fisika, kimia, dan bakteriologis suatu perairan.
Nilai IKA sebesar 60 poin itu masuk dalam mutu air kelas II. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kriteria mutu air kelas II.
Kelas tersebut masuk dalam kategori air yang dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Herman meminta agar pemetaan masalah per sektor dilakukan secara detail, kemudian disusun program yang benar-benar dapat mendongkrak nilai indeks. "Pentingnya sinkronisasi antara sektor lapangan dan staf pendukung agar dapat bekerja secara efektif," imbuhnya.
Herman juga menekankan perlunya akselerasi progres menjelang akhir tahun 2025, yang merupakan target penyelesaian program Citarum Harum sesuai dengan peraturan presiden. Hal ini untuk memastikan dukungan anggaran APBD Provinsi Jabar dan pendanaan dari kementerian terkait.
"Perlu pemetaan indikator-indikator penentu indeks kualitas air per sektor untuk mengidentifikasi permasalahan dan fokus menyelesaikan yang paling krusial terlebih dahulu," tuturnya.
(aau/dir)